• Minggu, 21 Desember 2025

PLN Minta Maaf Listrik Aceh Belum Pulih: 5 Tower Roboh, Material Seberat 35 Ton Diangkut Pakai Helikopter

Photo Author
- Rabu, 10 Desember 2025 | 06:28 WIB
PLN kebut perbaikan tower demi pulihkan pasokan listrik bagi masyarakat Aceh pascabencana banjir bandang (Foto: pln.go.id)
PLN kebut perbaikan tower demi pulihkan pasokan listrik bagi masyarakat Aceh pascabencana banjir bandang (Foto: pln.go.id)

KONTEKS.CO.ID - Pemulihan listrik di Aceh pascabencana banjir bandang dan longsor masih berjalan lambat, memaksa PT PLN (Persero) kembali menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengakui pemulihan belum mencapai target karena skala kerusakan di lapangan jauh lebih masif dari perkiraan awal.

Pernyataan itu disampaikan Darmawan dalam laporan dan rapat koordinasi bersama Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang digelar daring dari Banda Aceh, Selasa, 9 Desember 2025.

Baca Juga: DPR Tuding Bahlil Bohongi Presiden soal Listrik Aceh: Jangan Asal Bapak Senang!

Ia mengatakan hambatan besar pada akses dan infrastruktur kelistrikan membuat estimasi pemulihan yang semula disampaikan kepada Presiden Prabowo Subianto dan Menteri ESDM di Bireuen, Minggu, 7 Desember 2025 tidak dapat terpenuhi.

“Setelah adanya bencana banjir bandang dan juga tanah longsor, maka ada kerusakan yang sangat masif di sistem kelistrikan di Aceh,” jelas Darmawan, mengutip laman resmi pln.go.id.

Kerusakan Terparah di Jalur Transmisi Utama

Gangguan terbesar terjadi pada jaringan transmisi Bireuen-Arun. Enam tower roboh dihantam banjir bandang, sementara badan sungai meluas hingga ratusan meter, mengikis fondasi jalur transmisi.

Akibatnya, pembangkit di Arun mengalami keterbatasan suplai ke Banda Aceh, memicu pemadaman bergilir berkepanjangan.

PLN sempat berhasil melakukan sinkronisasi sistem dari PLTMG Arun ke beberapa wilayah. Pada 8 Desember 2025, listrik kembali menyuplai Gardu Induk hingga Bireuen, Takengon, dan Samalanga.

Namun upaya memperluas pasokan menuju Sigli dan Banda Aceh terhenti karena hambatan teknis mendadak pada jaringan.

Akses Darat Terputus, Material Diangkut Helikopter

Darmawan menegaskan upaya pemulihan membutuhkan metode non-konvensional karena akses darat banyak yang terputus. Material tower dengan berat total 35 ton hanya bisa dikirim melalui jalur udara.

Baca Juga: Perintah Prabowo: Listrik di Sumatra Pulih Paling Lambat Minggu Malam Ini

“Material untuk perbaikan tower seberat 35 ton terpaksa diangkut menggunakan heli, satu persatu, satu persatu,” ungkapnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rizki Adiputra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X