KONTEKS.CO.ID – DPN Peradi menggelar Ujian Profesi Advokat (UPA) secara serentak di 46 kota, termasuk di tiga wilayah provinsi di Pulau Sumatera yang masih tanggap darurat bencana.
"Hari ini Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi), menyelenggarakan ujian serentak di seluruh Indonesia. Pesertanya ada 3.881," kata Prof Otto Hasibuan, Ketua Umum DPN Peradi usai meninjau ujian UPA di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Sabtu, 6 Desember 2025.
Ia merinci, dari 3.881 orang peserta atau calon advokat, sebanyak 1.026 di antaranya peserta di Jakarta yang dipusatkan di UNJ.
Baca Juga: Ratusan Calon Advokat Ikut Try Out Persiapan UPA Zero KKN Peradi
"Khusus di Jakarta ini, jumlahnya yang ikut ujian adalah 1.026," ujarnya.
Prof Otto memastikan bahwa penyelenggaraan UPA di 46 kota secara serentak tahun ini berhasil diselenggarakan, termasuk di Sumatera Barat (Sumbar), Sumatera Utara (Sumut), dan Aceh yang masih dalam kondisi tanggap darurat bencana.
"Ada beberapa kendala, yaitu karena ada banjir di daerah Sumatera. Tapi saya dapat laporan, semua berhasil bisa dibawakan soal ujian dari sini, karena itu dilakban," ucapnya.
"Khusus di Jakarta ini, jumlahnya yang ikut ujian adalah 1.026," ujarnya.
Prof Otto memastikan bahwa penyelenggaraan UPA di 46 kota secara serentak tahun ini berhasil diselenggarakan, termasuk di Sumatera Barat (Sumbar), Sumatera Utara (Sumut), dan Aceh yang masih dalam kondisi tanggap darurat bencana.
"Ada beberapa kendala, yaitu karena ada banjir di daerah Sumatera. Tapi saya dapat laporan, semua berhasil bisa dibawakan soal ujian dari sini, karena itu dilakban," ucapnya.
Baca Juga: Ini Enam Kemampuan Wajib Dimiliki Advokat
Ia menerima laporan bagaimana panitia UPA berjibaku membawa soal ujian di Bukittinggi, Sumbar. Mereka harus melalui beratnya kondisi medan.
"Mereka harus bisa melewati lumpur untuk bisa sampai membawa soal ujian," ungkapnya didampingi Ketua Panitia UPA, R. Dwiyanto Prihartono dan jajaran pengurus Peradi.
Sedangkan apakah semua peserta yang telah mendaftar di tiga provinsi tersebut semuanya hadir dan mengikuti ujian, Prof Otto mengatakan, pihaknya masih menunggu laporan pihak panitia yang bertugas di daerah tersebut.
Ia menerima laporan bagaimana panitia UPA berjibaku membawa soal ujian di Bukittinggi, Sumbar. Mereka harus melalui beratnya kondisi medan.
"Mereka harus bisa melewati lumpur untuk bisa sampai membawa soal ujian," ungkapnya didampingi Ketua Panitia UPA, R. Dwiyanto Prihartono dan jajaran pengurus Peradi.
Sedangkan apakah semua peserta yang telah mendaftar di tiga provinsi tersebut semuanya hadir dan mengikuti ujian, Prof Otto mengatakan, pihaknya masih menunggu laporan pihak panitia yang bertugas di daerah tersebut.
Baca Juga: Advokat Pieter Ell Ungkap Kronologi Diserang Kelompok Preman di Cipayung
"Itu nanti kita akan dapat laporannya. Tapi soal-soal yang dibawa dari Jakarta itu berhasil kita sampaikan ke sana. Aceh dan sebagainya juga bisa," ucap dia.
Adapun ketika dikonfirmasi apakah ada kebijakan khusus bagi peserta yang tidak mengukuti ujian karena terkenala bencana, misal tertutupnya akses jalan, Prof Otto menyampaikan, pihaknya akan membahas masalah tersebut.
"Itu sedang kita pertimbangkan, kalau seandainya mereka tidak bisa datang ujian gara-gara bencana, kita coba ambil jalan, solusi keluarnya bagaimana. Sedang kita pertimbangkan," katanya.
"Itu nanti kita akan dapat laporannya. Tapi soal-soal yang dibawa dari Jakarta itu berhasil kita sampaikan ke sana. Aceh dan sebagainya juga bisa," ucap dia.
Adapun ketika dikonfirmasi apakah ada kebijakan khusus bagi peserta yang tidak mengukuti ujian karena terkenala bencana, misal tertutupnya akses jalan, Prof Otto menyampaikan, pihaknya akan membahas masalah tersebut.
"Itu sedang kita pertimbangkan, kalau seandainya mereka tidak bisa datang ujian gara-gara bencana, kita coba ambil jalan, solusi keluarnya bagaimana. Sedang kita pertimbangkan," katanya.
Baca Juga: Korban Tewas Akibat Bencana di Sumatera Capai 908 Orang, 410 Masih Hilang
Prof Otto juga menyatakan bahwa UPA ini menerapkan zero korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Peserta yang lulus ujian itu murni karena kemampuannya.
"Kalau mereka memang bisa, ya lulus. Kalau enggak bisa, ya enggak lulus," tandasnya.
Selain zero KKN, penyelenggaraan UPA Peradi sangat ketat dan dilaksanakan oleh pihak ketiga. Ia menegaskan, ini demi melahirkan calon advokat berkualitas, profesional, dan berintegritas serta masyarakat pencari keadilan.
Prof Otto juga menyatakan bahwa UPA ini menerapkan zero korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Peserta yang lulus ujian itu murni karena kemampuannya.
"Kalau mereka memang bisa, ya lulus. Kalau enggak bisa, ya enggak lulus," tandasnya.
Selain zero KKN, penyelenggaraan UPA Peradi sangat ketat dan dilaksanakan oleh pihak ketiga. Ia menegaskan, ini demi melahirkan calon advokat berkualitas, profesional, dan berintegritas serta masyarakat pencari keadilan.
Baca Juga: Hari Armada, TNI AL Kerahkan Tambahan Pesawat, Helikopter, dan Pasukan untuk Penanganan Darurat Bencana di Sumatera
Prof Otto mengungkapkan, meskipun penyelenggaraan UPA ini sangat ketat dan zero KKN, pesertanya malah semakin banyak. Padahal, di luar sana marak UPA dengan berbagai kemudahan yang tak sesuai ketentuan.
"Mestinya kalau sulit kan lari, gitu. Ini enggak, tetap saja banyak pesertanya. Memang kita tahu, di mana-mana orang selalu mencari, kalau dia mau kuliah di suatu universitas, pasti cari universitas terbaik. Di sini juga gitu, melakukan pendidikan, cari pendidikan yang terbaik," ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Prof Otto memastikan bahwa Peradi akan memberikan bantuan kepada korban bencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar.
Prof Otto mengungkapkan, meskipun penyelenggaraan UPA ini sangat ketat dan zero KKN, pesertanya malah semakin banyak. Padahal, di luar sana marak UPA dengan berbagai kemudahan yang tak sesuai ketentuan.
"Mestinya kalau sulit kan lari, gitu. Ini enggak, tetap saja banyak pesertanya. Memang kita tahu, di mana-mana orang selalu mencari, kalau dia mau kuliah di suatu universitas, pasti cari universitas terbaik. Di sini juga gitu, melakukan pendidikan, cari pendidikan yang terbaik," ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Prof Otto memastikan bahwa Peradi akan memberikan bantuan kepada korban bencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar.
Baca Juga: TNI Ikut Dalami Kasus Kerusakan Hutan Sumatera Pemicu Banjir dan Longsor, Satgas PKH Bergerak Cepat
Menurutnya, banyak advokat Peradi yang menanyakan penggalangan donasi untuk meringankan beban saudara-saudara sebangsa di tiga daerah tersebut.
Menurutnya, banyak advokat Peradi yang menanyakan penggalangan donasi untuk meringankan beban saudara-saudara sebangsa di tiga daerah tersebut.
Ia menyampaikan, pekan lalu pihaknya sudah memutuskan untuk berangkat ke Sumatera guna memberikan bantuan. Namun, setelah melihat perkembangan kondisi, itu sementara ditunda.
"Karena akses harus dibuka dulu. Jalan-jalan kan banyak yang tertutup, terputus-putus. Jadi, mungkin kami pikir sekarang pemerintah yang turun tangan untuk membuka aksesnya," kata dia.
"Peradi [pasti] ikut memberikan dukungan [bantuan] moral, doa, uang. Nanti kita akan kumpulkan bersama. Cuma timing-nya, coba akan kita lihat, mana yang paling tepat nantinya," kata dia.***
Artikel Terkait
Calon Advokat Diminta Ikut Berjuang Pertahankan Single Bar
Prof Otto Hasibuan: Calon Advokat Berpotensi Tersesat Jika Tujuannya Mencari Uang
Advokat Pieter Ell Ungkap Kronologi Diserang Kelompok Preman di Cipayung
Ini Enam Kemampuan Wajib Dimiliki Advokat
Ratusan Calon Advokat Ikut Try Out Persiapan UPA Zero KKN Peradi