KONTEKS.CO.ID - Kemunculan Siklon Tropis Senyar di kawasan Selat Malaka, tepatnya di bagian timur Aceh memicu cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Sumatera pada Rabu, 26 November 2025.
Hujan lebat disertai angin kencang melanda Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, dan Riau, menyebabkan aktivitas warga terganggu dan sejumlah wilayah mengalami peningkatan risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.
Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menegaskan bahwa fenomena ini tergolong tidak lazim mengingat wilayah Indonesia berada di dekat garis ekuator, yang secara teori klimatologi kurang mendukung terbentuknya siklon tropis.
Baca Juga: Anne Jakrajutatip Diburu Polisi Thailand, Miss Universe 2025 Kian Diterpa Kontroversi
Siklon Tropis Senyar merupakan hasil evolusi dari Bibit Siklon 95B yang muncul di kawasan Selat Malaka.
Menurut Andri, meningkatnya kehadiran siklon tropis dekat Indonesia dalam lima tahun terakhir, termasuk Senyar merupakan sinyal adanya anomali atmosfer yang semakin kompleks.
Penguatan monsun Asia, konvergensi besar di Selat Malaka, suhu permukaan laut yang hangat, dan rendahnya shear angin menjadi faktor utama pemicu.
Selain itu, fenomena skala besar seperti Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin dan Rossby Wave turut memperkuat potensi terbentuknya bibit siklon di wilayah yang sebelumnya dianggap aman dari ancaman ini.
Kemunculan siklon tersebut membawa dampak signifikan, terutama hujan ekstrem, angin kencang, serta gelombang laut tinggi yang mengancam keselamatan pelayaran dan aktivitas pesisir.
Andri menjelaskan bahwa siklon tropis maupun bibit siklon tidak dapat ditangani hanya dengan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) karena ukuran serta kekuatan sistem konvektifnya yang sangat besar.
Baca Juga: Huawei FreeBuds 7i: Earbud Nirkabel Mid-Range dengan Fitur Lengkap
OMC hanya efektif dilakukan setelah siklon menjauh, sebagai upaya mengurangi intensitas hujan sisa untuk mencegah banjir maupun genangan lanjutan di wilayah terdampak.
Menurut analisis BMKG pada Jumat, 28 November 2025, Siklon Tropis Senyar mulai menjauhi Indonesia dan memasuki wilayah daratan Malaysia dalam 24 jam.
Sistem siklon dilaporkan melemah saat memasuki daratan, dan pada pagi hari yang sama BMKG memastikan bahwa Senyar sudah tidak lagi aktif.
Artikel Terkait
Bencana Sumut Belum Berakhir, BMKG Peringatkan Bibit Siklon Tropis 95B Picu Hujan Ekstrem dan Angin Kencang di Aceh, Sumatera Utara, Sumbar, dan Riau
Gempa Dangkal Magnitudo 5,0 Hantam Sumut, BMKG Sebut Berpusat di Nias Barat
BMKG: Siklon Tropis Senyar Bergerak ke Arah Barat, Picu Cuaca Ekstrem di Aceh dan Sumut
BMKG Kembali Peringatkan Hujan Ekstrem dan Angin Kencang untuk Wilayah Aceh, Sumut, Sumbar, dan Riau
BMKG: Siklon Tropis Senyar Punah, Waspadai MJO di Mandailing Natal dan Sumbar
Coba 'Akali' Hujan, BMKG–BNPB Luncurkan Operasi Besar-besaran Cegah Banjir Lahar Semeru