Meski demikian, sisa gangguan atmosfer yang ditinggalkan masih memicu hujan lebat, angin kencang, serta gelombang tinggi di sejumlah wilayah, terutama Aceh dan Sumatera bagian utara.
BMKG juga merilis daftar wilayah yang berpotensi mengalami cuaca ekstrem hingga Sabtu, 29 November 2025, termasuk potensi hujan sangat lebat di Riau, Sumatera Barat, dan Kepulauan Riau, serta gelombang tinggi mencapai empat meter di beberapa perairan Samudera Hindia.
Fenomena Siklon Tropis Senyar menjadi pengingat penting bahwa Indonesia tidak lagi sepenuhnya terlindungi dari ancaman siklon tropis, baik dari arah barat, utara, maupun selatan.
Perubahan pola cuaca yang semakin ekstrem menuntut penguatan sistem deteksi dini, pemodelan cuaca beresolusi tinggi, dan kesiapsiagaan lintas sektor untuk menghadapi dampak siklon yang kemungkinan akan lebih sering terjadi di masa depan.
BMKG menegaskan pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap potensi cuaca ekstrem, terutama di wilayah pesisir dan dataran rendah, selama gangguan atmosfer sisa siklon ini masih aktif memengaruhi iklim Indonesia.***
Artikel Terkait
Bencana Sumut Belum Berakhir, BMKG Peringatkan Bibit Siklon Tropis 95B Picu Hujan Ekstrem dan Angin Kencang di Aceh, Sumatera Utara, Sumbar, dan Riau
Gempa Dangkal Magnitudo 5,0 Hantam Sumut, BMKG Sebut Berpusat di Nias Barat
BMKG: Siklon Tropis Senyar Bergerak ke Arah Barat, Picu Cuaca Ekstrem di Aceh dan Sumut
BMKG Kembali Peringatkan Hujan Ekstrem dan Angin Kencang untuk Wilayah Aceh, Sumut, Sumbar, dan Riau
BMKG: Siklon Tropis Senyar Punah, Waspadai MJO di Mandailing Natal dan Sumbar
Coba 'Akali' Hujan, BMKG–BNPB Luncurkan Operasi Besar-besaran Cegah Banjir Lahar Semeru