• Senin, 22 Desember 2025

Muncul Isu Soeharto Terlibat Genosida 1965, Fadli Zon: Mana Buktinya?  

Photo Author
- Kamis, 6 November 2025 | 11:20 WIB
Presiden RI ke-2, Soeharto disebut sebagai pelaku genosida, dibantah Fadli Zon (Foto: Instagram/@jejaksoeharto)
Presiden RI ke-2, Soeharto disebut sebagai pelaku genosida, dibantah Fadli Zon (Foto: Instagram/@jejaksoeharto)

 

KONTEKS.CO.ID - Nama Presiden RI ke-2, Soeharto kembali menjadi sorotan terkait usulannya menjadi pahlawan nasional. Kini, muncul isu eks Mertua Presiden Prabowo Subianto itu terlibat genosida.

Isu tersebut langsung dibantah Menteri Kebudayaan Fadli Zon. Soeharto, kata dia, tak terbukti terlibat pembantaian orang-orang yang dituduh terafiliasi PKI pasca kejadian G30S 1965.

Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK) Fadli itu pun mempertanyakan bukti tudingan genosida 1965-1966 terhadap ke Soeharto tersebut.

Baca Juga: Buruh Gelar Aksi Demo di DPR Hari Ini, Polda Metro Pastikan Pengamanan Humanis dan Kondusif

"Nggak pernah ada buktinya kan, nggak pernah terbukti. Pelaku genosida apa? Nggak ada. Saya kira nggak ada itu," ujar Fadli di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu 5 November 2025.

Anak buah Prabowo itu lantas menantang pihak yang mengaitkan Soeharto sebagai pelaku genosida dengan membuktikannya lewat fakta sejarah.

Hingga kini, klaimnya, tak ada fakta sejarah yang bisa membuktikan klaim Soeharto terlibat dalam peristiwa tersebut.

Baca Juga: Student Nite Festival 2025: Ajang Pertunjukan Musik, Memadukan Kritik Sosial dan Pendidikan Kreatif

"Mana buktinya? Kan kita bicara sejarah dan fakta dan data gitu. Ada nggak? Nggak ada kan?" katanya.

Sebelumnya, Fadli menjawab perdebatan publik terkait pencalonan Presiden ke-2 RI Soeharto sebagai pahlawan nasional.

Ia menilai, perbedaan pendapat di masyarakat merupakan hal yang wajar dalam proses penilaian tokoh sejarah.

Baca Juga: Rumah Dinas Gubernur Riau Digeledah KPK, Dalami Penyidikan Pemerasan Abdul Wahid  

“Semua pandangan dan kritik akan kami jadikan bahan pertimbangan. Namun kita juga perlu menilai secara menyeluruh jasa-jasanya yang besar bagi bangsa,” ujar Fadli, di Jakarta, Rabu 5 November 2025.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Lopi Kasim

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X