KONTEKS.CO.ID – Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK) Fadli Zon menegaskan pihaknya akan melakukan peninjauan ulang terhadap daftar 49 calon pahlawan nasional yang telah diserahkan kepada Presiden Prabowo Subianto.
Menurutnya, setiap nama yang diusulkan sudah melewati proses seleksi panjang, baik di tingkat daerah maupun pusat, dan telah dinilai oleh para pakar serta akademisi.
Fadli juga menjawab perdebatan publik terkait pencalonan Presiden ke-2 RI Soeharto sebagai pahlawan nasional.
Baca Juga: Yili Indonesia Dairy Raih TOP Human Capital Awards 2025, Bukti Nyata Komitmen pada Pengembangan SDM
Ia menilai, perbedaan pendapat di masyarakat merupakan hal yang wajar dalam proses penilaian tokoh sejarah.
“Semua pandangan dan kritik akan kami jadikan bahan pertimbangan. Namun kita juga perlu menilai secara menyeluruh jasa-jasanya yang besar bagi bangsa,” ujar Fadli, di Jakarta, Rabu 5 November 2025.
Menyoal Soeharto, Fadli menilai mantan presiden itu memiliki catatan penting dalam sejarah perjuangan Indonesia.
Baca Juga: Calon Pahlawan Nasional, Nama Soeharto dan Gus Dur Resmi Diserahkan kepada Presiden
Ia menyebut peran Soeharto dalam Serangan Umum 1 Maret 1949 serta Operasi Pembebasan Irian Barat sebagai bukti kontribusi besar yang tak bisa diabaikan.
“Itu adalah bagian dari sejarah perjuangan bangsa yang nyata. Karena itu, namanya layak dipertimbangkan dalam daftar calon pahlawan nasional,” kata Fadli menegaskan.
Ia menambahkan, keputusan akhir mengenai siapa yang akan ditetapkan sebagai pahlawan nasional berada di tangan Presiden setelah melalui pembahasan mendalam di Dewan GTK dan kementerian terkait.***
Artikel Terkait
PDIP Sebut Ada Tujuan Politik Tertentu di Balik Ngototnya Fadli Zon Ingin Jadikan Soeharto Pahlawan Nasional
40 Nama Usulan Pahlawan Nasional Sudah di Tangan Prabowo, Termasuk Soeharto dan Gus Dur
Sutradara Wawan Sofwan Ramu Kisah Enam Pahlawan Nasional Wanita Indonesia Jadi Satu Cerita Utuh
Ratusan LSM Tolak Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Sebut Langgar HAM dan Nilai Reformasi