“Kita tidak perlu lagi repot-repot ke pasar, karena masyarakat setempat yang mendatangkan diri ke pesantren menjual langsung ke dapur,” jelas Menag.
Dengan pola ini lanjutnya, tumbuh kemandirian ekonomi masyarakat yang tidak sekadar konsumtif, tetapi produktif.
“Dengan demikian, di mana ada pondok pesantren, di situlah tumbuh kemandirian masyarakat. Masyarakat pesantren itu bukan bersifat konsumtif, tetapi sangat produktif karena menciptakan kemandirian tersebut,” ujarnya.
Baca Juga: Menag: Kejahatan Seksual di Pondok Pesantren Dibesar-besarkan Media
Pria asal Bone, Sulawesi Selatan itu juga menggarisbawahi peran pesantren dalam menjaga nilai-nilai luhur bangsa di tengah kemerosotan etika sosial.
“Dan saya ingin menggarisbawahi bahwa pesantren memiliki keunggulan dalam mengajarkan nilai-nilai yang kini semakin langka, yaitu moralitas yang tinggi, kesantunan yang sangat terpuji, mengasah keimanan, serta mengajarkan kekayaan sosial dan budaya,” tandasnya.***
Artikel Terkait
Dubes Suriah Temui Menag Nasaruddin Umar, Ingin Berguru Soal Pancasila dan Cara Bangun Islam Moderat
Heboh Trans7 Hina Kiai dan Santri, Menag: Jaga Marwah Pesantren, Hentikan Stigmatisasi
Menag: Kejahatan Seksual di Pondok Pesantren Dibesar-besarkan Media
Buntut Tayangan TV Lecehkan Pesantren dan Kiai, DPR Akan Panggil Komdigi, KPI, dan Trans7
Kagum Lihat 6 Rumah Ibadah Berdiri Harmonis Berdampingan di Surabaya, Menag: Inilah Indonesia Sejati