KONTEKS.CO.ID - Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Suriah untuk Indonesia, Abdul Munim Annan, di Kantor Pusat Kementerian Agama (Kemenag), Jakarta.
Pada pertemuan tersebut, Dubes menyampaikan rencana penting Menteri Wakaf Suriah, Mohammad Abu Al-Khair Shukri yang akan melakukan kunjungan resmi ke Indonesia untuk mempelajari pengelolaan keberagaman dan praktik Islam moderat yang diterapkan di Tanah Air.
“Menteri Wakaf Suriah ingin datang ke Indonesia untuk belajar dari pengalaman Indonesia, khususnya tentang Pancasila dan bagaimana Indonesia bisa menjaga keberagaman serta membangun Islam moderat di tengah pluralitas,” ujar Dubes Abdul Munim Annan, seperti dikutip pada Jumat, 10 Oktober 2025.
Baca Juga: Trump Umumkan Penghapusan Sanksi terhadap Suriah Pasca Kejatuhan Rezim Assad
Kunjungan Direncanakan Akhir Oktober
Menurut Dubes, agenda kunjungan tersebut saat ini tengah difinalisasi. “Khusus Menteri Wakaf Suriah, kunjungan ke Indonesia sedang dijadwalkan, kemungkinan antara tanggal 20–30 bulan ini,” jelasnya.
Rencana kedatangan ini menjadi bagian dari upaya Pemerintah Suriah membangun fase baru kehidupan berbangsa setelah bertahun-tahun dilanda konflik berkepanjangan.
Dubes Abdul Munim menyebut bahwa Presiden Suriah yang baru, Ahmed al-Sharaa, berkomitmen untuk mengembalikan stabilitas dan meneguhkan arus utama Islam moderat di negerinya.
“Suriah saat ini memasuki fase baru dengan kepemimpinan Presiden Ahmed al-Sharaa yang bertekad membangun perdamaian serta meneguhkan Islam moderat. Rakyat Suriah lelah dengan konflik berkepanjangan dan kini mendambakan kehidupan yang damai serta normal,” katanya.
Fokus pada Islam Moderat dan Perdamaian
Lebih lanjut dirinya menegaskan, perubahan kepemimpinan di Suriah membawa semangat baru. “Dengan berakhirnya kekuasaan tiran dan digantikan oleh presiden baru di Suriah. Presiden Ahmed al-Sharaa ingin membangun hubungan yang baik dan damai dengan seluruh negara, serta memperkuat Islam moderat,” ungkapnya.
Baca Juga: Menag Resmikan Kota Wakaf dan Kampung Zakat di Kabupaten Maros, Apa Manfaatnya?
Menurutnya, Presiden Ahmed al-Sharaa kini menjadi pemimpin gerakan Islam moderat di Suriah. Meski begitu, ia tetap menghadapi tantangan besar dari kelompok bersenjata yang masih terpengaruh paham ekstrem.
“Ia menghadapi tantangan besar karena masih ada kelompok bersenjata yang terpengaruh fatwa ekstrem, seperti pemikiran Ibnu Taimiyah yang ditafsirkan sempit, hingga mengkafirkan Syiah, Alawi, bahkan sesama muslim,” pungkasnya.
Indonesia Siap Berbagi Pengalaman
Menanggapi rencana tersebut, Menag Nasaruddin Umar menyatakan kesiapan Indonesia untuk mendukung Suriah dalam memperkuat moderasi beragama dan pengelolaan keberagaman.
Artikel Terkait
Ternyata Ini Tujuan Menag Usul Pembentukan Otoritas Khusus Dana Keagamaan Mirip OJK
Musala Pesantren Al Khoziny Ambruk Renggut 1 Nyawa, Kemenag: Keselamatan Santri Prioritas Utama
Atasi Perceraian dengan 'Tepuk Sakinah', Logika Menag Nasaruddin Umar Dipertanyakan Warganet
Menag Resmikan Kota Wakaf dan Kampung Zakat di Kabupaten Maros, Apa Manfaatnya?