• Minggu, 21 Desember 2025

Atasi Perceraian dengan 'Tepuk Sakinah', Logika Menag Nasaruddin Umar Dipertanyakan Warganet

Photo Author
- Minggu, 5 Oktober 2025 | 10:15 WIB
Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar (Foto: dok. Kemenag)
Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar (Foto: dok. Kemenag)

KONTEKS.CO.ID - Gerakan 'Tepuk Sakinah' yang diyakini Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar sebagai salah satu cara menekan angka perceraian justru menjadi bumerang di dunia maya.

Alih-alih mendapat sambutan positif, komentarnya tersebut menuai banyak kritik tajam dari warganet yang menilai Nasaruddin tidak menunjukkan pemahaman terhadap realitas pahit kehidupan rumah tangga di Indonesia.

Warganet secara serempak menyoroti kontras yang ironis antara solusi simbolis berupa tepuk tangan dengan masalah riil yang menjadi akar perceraian, seperti kesulitan ekonomi, utang, hingga kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Baca Juga: 'Tepuk Sakinah' Calon Pengantin Viral di Medsos, Kemenag Ungkap Esensi di Baliknya

"Saat rakyat pusing memikirkan cicilan dan harga kebutuhan pokok, solusinya adalah tepuk tangan. Ini menunjukkan betapa jauhnya Pak Nasaruddin dari denyut nadi kehidupan kami," cuit akun @andisaputra_88 di platform X, yang komentarnya disukai oleh ribuan orang.

"Suami pulang marah-marah terus KDRT, istrinya disuruh ngajak Tepuk Sakinah? Ini Menag lagi ngelawak atau gimana sih? Serius nanya," timpal pengguna lain, mempertanyakan relevansi gerakan tersebut dalam situasi genting.

Tak sedikit pula yang menyalurkan protesnya melalui humor, Baru coba Tepuk Sakinah di depan tumpukan tagihan pinjol. Ajaib, tagihannya nggak hilang, malah diketawain cicak di dinding," tulis sebuah akun di Instagram.

Tren yang kini viral tersebut sebenarnya berawal dari video yel-yel yang dibuat akun Instagram resmi Kantor Urusan Agama (KUA) Menteng, Jakarta Pusat, @kua_menteng.

Video tersebut pertama kali diunggah pada Desember 2024, namun saat itu gaungnya tidak begitu terdengar.

Baca Juga: Pahami Makna Sakinah, Hal Penting dalam Membina Hubungan Keluarga yang Awet

Ledakan viralitasnya baru terjadi pada Bulan September 2025, setelah gerakan tersebut diadopsi oleh KUA di berbagai daerah lain seperti Wongsorejo di Banyuwangi, Kediri, dan Jember.

Video-video dari daerah inilah yang kemudian menyebar secara masif di algoritma pengguna medsos di Indonesia, menjadikannya topik perbincangan nasional dalam sekejap.

Padahal, jika dirunut lebih jauh ke belakang, gerakan Tepuk Sakinah lahir dari niat baik dan kajian para ahli.

Gerakan tersebut diciptakan pada tahun 2017 sebagai respons atas keprihatinan tingginya angka cerai.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rizki Adiputra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X