• Minggu, 21 Desember 2025

Heboh Trans7 Hina Kiai dan Santri, Menag: Jaga Marwah Pesantren, Hentikan Stigmatisasi

Photo Author
- Rabu, 15 Oktober 2025 | 11:06 WIB
Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar (Foto: dok. Kemenag)
Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar (Foto: dok. Kemenag)

KONTEKS.CO.ID - Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar akhirnya buka suara menanggapi kontroversi tayangan Trans7 yang dinilai merendahkan kehidupan santri.

Ia menegaskan bahwa pondok pesantren memiliki posisi fundamental dalam sejarah bangsa Indonesia dan tidak boleh dipersempit melalui narasi negatif atau stigma.

“Saya merasa sangat kaget dan prihatin dengan pemberitaan yang menempatkan pesantren secara negatif. Sekian ratus tahun pondok pesantren berkiprah mendidik manusia Indonesia agar menjadi masyarakat yang beradab, hingga mengkristal dalam nilai kemanusiaan yang adil dan beradab,” ujar Menag, Rabu, 15 Oktober 2025.

Baca Juga: Tayangan Trans7 Hina Kiai dan Pesantren, PBNU Tempuh Jalur Hukum hingga Ajak Santri Tak Kecil Hati

Ia menegaskan, pesantren bukan sekadar lembaga pendidikan agama, melainkan benteng moral bangsa yang telah melahirkan banyak ulama, pemimpin, dan tokoh nasional.

“Pesantren bukan sekadar lembaga pendidikan agama, tetapi pusat pembentukan moral, karakter, dan kemanusiaan. Mari bersama menjaga marwahnya,” sambungnya.

Tayangan Satir Picu Gelombang Protes

Pernyataan Menag ini muncul menyusul tayangan Trans7 yang menyebut, antara lain, "santri minum susu saja harus jongkok". Narasi satir tersebut dianggap melecehkan tradisi kesantunan pesantren, sehingga menuai kecaman luas dari komunitas pesantren dan masyarakat.

Gelombang protes datang dari berbagai pihak, termasuk Ponpes Lirboyo, yang menuntut stasiun televisi menarik tayangan, menyampaikan permintaan maaf terbuka, serta melakukan klarifikasi langsung ke para pengasuh pesantren. Pihak Trans7 kemudian mengeluarkan permintaan maaf terbuka kepada publik dan kiai Lirboyo.

Pesantren, Tradisi Memaafkan, dan Keteguhan Marwah

Meski insiden ini memicu kemarahan publik, Menag Nasaruddin menekankan bahwa tradisi pesantren sangat kuat dalam nilai memaafkan.

“Ya, saya kira itu yang sangat penting buat kita. Mudah-mudahan ini pembelajaran buat kita semuanya,” ungkapnya.

Menag juga menyampaikan rencananya untuk bertolak ke Jawa Timur guna bersilaturahmi dengan sejumlah pesantren. “Saya hari ini akan ke Jawa Timur juga untuk bertemu dengan beberapa pondok pesantren,” kata Menag.

Baca Juga: Trans7 Datangi Ponpes Lirboyo, Minta Maaf dan Sampaikan Tiga Hal Penting

Pilar Moral dan Sosial

Lebih lanjut, Nasaruddin menggarisbawahi bahwa pesantren adalah pusat pembentukan karakter dan keadaban sosial. Sejak ratusan tahun lalu, pesantren telah menjadi fondasi masyarakat yang santun, taat, dan beradab.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rizki Adiputra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X