KONTEKS.CO.ID – Sebuah rumah di Jalan Lembang No. 58 D, Menteng, Jakarta, menyimpan jejak penting sejarah.
Rumah yang pernah menjadi kediaman pribadi Jenderal Ahmad Yani itu kini beralih fungsi menjadi Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi.
Di tempat itulah Panglima Angkatan Darat tersebut ditembak mati pasukan Cakrabirawa pada 1 Oktober 1965 dini hari.
Peristiwa kelam itu kemudian tercatat dalam tragedi yang disebut G30S PKI.
Bila datang ke museum itu, pengunjung diarahkan masuk melalui pintu belakang untuk menapaktilasi peristiwa berdarah itu.
Di lorong menuju ruang keluarga, masih terlihat jelas bekas lubang peluru yang menewaskan Ahmad Yani.
Suasana mencekam terasa saat melewati ruang belakang, tempat terpajang foto-foto jenazah para Pahlawan Revolusi sesaat setelah ditemukan di Lubang Buaya.
Meski ukurannya tidak besar, rumah ini menghadirkan nuansa hangat keluarga.
Di ruang tamu tergantung lukisan besar yang menggambarkan keberanian Ahmad Yani menghadapi pasukan Cakrabirawa.
Baca Juga: Rupiah Menguat Lawan Dollar AS, Analis Prediksi Tren Positif di Tengah Tekanan Inflasi Global
Ruang kerjanya masih menyimpan koleksi buku yang menunjukkan kegemarannya membaca.
Artikel Terkait
Tanggal 30 September Memperingati Beragam Hari Penting, Salah Satunya G30S PKI
Pesawat, Fiat, Hingga Limousine dalam Pelarian dan Misi Terakhir Tokoh G30S PKI DN Aidit
Ini Rencana Jenderal Ahmad Yani dan Keluarganya Jelang G30S PKI
Pengakuan Mengejutkan Leo Wattimena, Sepak Terjang Omar Dhani, dan Jejak AURI di Balik G30S PKI
Sukitman, Sosok Kunci Penemuan Jenazah para Jenderal Korban G30S PKI di Lubang Buaya