KONTEKS.CO.ID - Sosok Sukitman jarang disebut dalam kisah besar seputar tragedi G30S PKI.
Padahal, ia adalah figur yang membantu mengungkap keberadaan para korban di Lubang Buaya.
Saat itu, Sukitman berstatus Agen Polisi Tingkat II dan dikenal sebagai pemberi informasi penting dalam proses pencarian.
Baca Juga: Beasiswa IDCamp 2025 Cari 2 Juta Talenta AI, Minat?
Kisah Sukitman ini tertuang dalam buku berjudul ‘Pierre Tendean: Jejak Sang Ajudan, Sebuah Biografi’.
Buku itu hasil karya dari Ahmad Nowmenta Putra.
Pada usia 22 tahun Sukitman disebut mengalami peristiwa mencekam.
Ia sempat digelandang ke dalam bus dan dibawa menuju Lubang Buaya.
Awal Kisah Sukitman
Pada 1 Oktober 1965 sekitar pukul 03.00 WIB, Sukitman dan rekannya, Sutarso, sedang bertugas berjaga dan berpatroli.
Keduanya ditempatkan di Seksi V, Kebayoran Baru, yang berlokasi di Wisma AURI, Jalan Iskandarsyah, Jakarta.
Ketika mendengar suara tembakan di kediaman Jenderal D.I. Panjaitan di Jalan Sultan Hasanudin, Sukitman bergegas menuju sumber suara dengan mengayuh sepeda sambil membawa senjata.
Baca Juga: Kombes Budi Hermanto Ditunjuk Kapolri Jabat Kabid Humas Polda Metro Jaya yang Baru
Namun langkahnya terhenti ketika sejumlah prajurit berseragam loreng dengan baret merah menghadangnya.
Artikel Terkait
Peristiwa G30S PKI, Dampak Sosial dan Politik bagi Bangsa Indonesia
Tanggal 30 September Memperingati Beragam Hari Penting, Salah Satunya G30S PKI
Pesawat, Fiat, Hingga Limousine dalam Pelarian dan Misi Terakhir Tokoh G30S PKI DN Aidit
Ini Rencana Jenderal Ahmad Yani dan Keluarganya Jelang G30S PKI
Pengakuan Mengejutkan Leo Wattimena, Sepak Terjang Omar Dhani, dan Jejak AURI di Balik G30S PKI