Ray Rangkuti Desak Erick Thohir Mundur dari Ketum PSSI: Hindari Konflik Kepentingan Cabor

KONTEKS.CO.ID – Desakan Erick Thohir mundur dari posisi Ketua Umum atau Ketum PSSI pascamenjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga atau Menpora kembali menggema.

Kali ini desakan disampaikan Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima Indonesia), Ray Rangkuti.

Ia mendesak agar Erick Thohir mundur selaku Ketum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia setelah pelantikan sebagai Menpora.

Baca Juga: Ekuador Membara: Subsidi BBM Dicabut, Presiden Noboa Umumkan Status Darurat di 7 Provinsi

Pengamat politik itu melihat peran ganda mantan Menteri BUMN berpotensi memantik kecemburuan antarcabang olah raga.

Alasannya, Menpora memiliki akses penuh untuk mengatur berbagai cabang olahraga di Indonesia. Sementara jabatan menpora sekaligus ketua umum PSSI tumpang tindih.

“Lebih dari itu, membuat pak Erick seperti tidak berdiri untuk semua cabor yang ada. Ini dengan sendirinya berpotensi akan menimbulkan kecurigaan bisa berlaku adil untuk semua cabang olahraga," ujarnya, melansir Kamis 18 Septemnber 2025.

Baca Juga: Polda Jatim Tangkap Nyaris Seribu Orang Terkait Demonstrasi Anarkistis

Ia pun menyarankan ET untuk memilih salah satu jabatan tersebut. Menyatakan mundur sebagai menpora atau ketua umum PSSI demi mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berkeadilan.

Ray menyontohkan Zaenudin Amali yang menyatakan mundur sebagai Menpora karena menjadi wakil ketua PSSI.
Dedengan demikian, alasan salah satu konglomerat media itu menunggu keputusan FIFA untuk keputusan mundur dari Ketum PSSI merupakan argumen tak berdasar.

"Alasan lebih dulu menunggu statuta FIFA sama sekali tak mendasar," tegasnya.

Baca Juga: CoreLab Promedia 2025 Mau Singgah ke Kampus Unesa Surabaya, Acara Penting untuk Kenali Dunia Content Creator

Ia juga menyoroti penunjukan Erick Thohir sebagai Menpora. Baginya, hal itu hanya sebatas strategi menggaet suara Gen Z saat Pilpres 2029. Pun hanya formalitas supaya Erick mempunyai title menteri.

"Tapi kenapa Erick Thohir mengambil jabatan itu? Pertama, yang penting tetap menteri. Kedua, bisa dioptimalkan untuk mempopulerkan diri ke kalangan gen Z dan anak muda lainnya, khususnya, menjelang Pilpres 2029 mendatang," analisis Ray.