Syahganda: Keriuhan Bendera One Piece ‎Bersamaan dengan 4 Isu Meresahkan

KONTEKS.CO.ID – ‎Ketua Dewan Direktur GREAT Institute, Syahganda Nainggolan, menilai kencangnya unggahan dan interaksi terkait bendera one piece di sosial media bersamaan dengan empat isu meresahkan.‎

‎“Puncak one piece itu di tanggal 29–30 kemarin ya. Itu interaktif yang tinggi dan unggahan yang tinggi,” kata Syahganda dalam sinear PHD 4K dikutip pada Rabu, 6 Agustus 2025.

Ia mengungkapkan, postingan awal bendera one piece pada tanggal 27 Juli lalu oleh akun anonimus. Pada saat unggahan bendera bajak laut itu muncul, ada momentum 2 persoalan hukum yang cukup mencemaskan.

Baca Juga: Viral Beredar Foto Anies Baswedan Bentangkan Bendera One Piece, Ternyata Ini Faktanya

Pertama, perkara Thomas Trikasih Lembong (Tom Lembong) yang akhirnya divonis 4,5 tahun penjara. Tom Lembong didukung kalangan masyarakat intelek kelompok Anies Baswedan dkk. Kedua, Hasto Kristiyanto dan PDIP-nya.

Menurut Syahganda, dua kekuatan besar merasa tersakiti dengan vonis terhadap Tom Lembong dan Hasto Kristiyanto.

‎“Korupsi atau enggak korupsi, ya itu nanti perdebatan kedua. Mereka, society yang sangat besar tersakiti,” katanya.

Baca Juga: Kenapa Sufmi Dasco Ahmad Galau Bersikap soal Bendera One Piece

Mereka merasa tersakiti oleh Joko Widodo (Jokowi).Mereka menilai ada Jokowi di balik proses hukum Tom Lembong dan Hasto Kristiyanto. Tom dan Hasto dinilai orang yang melawan Jokowi.

“Di situlah muncul unggahan one piece itu. Jadi one piece itu memang simbolisasinya dalam narasinya mereka,” katanya.

Adapun narasi yang dibangun bersama one piece ini adalah kegagalan pemerintah dalam menciptakan keadilan bagi Tom Lembong dan Hasto Kristiyanto.

Baca Juga: Istana Tak Masalah Pengibaran Bendera One Piece, Ingatkan Tak Ganggu kesakralan HUT RI ke-80

‎“Dalam kasus Hasto dan Tom Lembong tadi, ya hukumannya sangat berat,” ujarnya.

Bukan hanya soal masalah hukum kedua orang di atas yang dinilai bentuk kriminalisasi, ‎lanjut Syahganda, pada saat bersamaan juga ada dua isu lainnya yang tak kalah mencemaskan.