• Minggu, 21 Desember 2025

Menag Nasaruddin Umar: Handphone Bisa Jadi Iblis dan Malaikat!

Photo Author
- Kamis, 31 Juli 2025 | 23:00 WIB
Menag Nasaruddin Umar seusai menandatangni nota kesepahaman Rencana Aksi Implementasi PP Anak Tunas. (Kemenag)
Menag Nasaruddin Umar seusai menandatangni nota kesepahaman Rencana Aksi Implementasi PP Anak Tunas. (Kemenag)

KONTEKS.CO.ID - Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar, mengingatkan anak-anak Indonesia akan dampak dari penggunaan gadget, terutama handphone secara berlebihan.

Hal itu Nasaruddin Umar sampaikan saat bersama lima menteri lainnya berkolaborasi meneken nota kesepahaman Rencana Aksi Implementasi Peraturan Pemerintah (PP) No 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Pelindungan Anak (PP Tunas). 

Kesepakatan memiliki tujuan memperkuat perlindungan anak di ruang digital yang semakin kompleks dan penuh tantangan.

Baca Juga: Rusia Tuding Barat Buru Kapal-Kapal Dagang Rusia di Laut Baltik

“Handphone ini bisa ada iblisnya, bisa ada malaikatnya. Gunakan handphone untuk kebaikan, mencari ilmu, belajar agama. Jangan menengok iblisnya ya, lihat malaikatnya,” kata Nasaruddin Umar di hadapan para pelajar madrasah dan sekolah umum, Kamis 31 Juli 2025.

Penandatanganan MoU yang berlangsung di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, itu dilakukan bersama Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid, Mendagri Muhammad Tito Karnavian, Mendikbudasmen Abdul Mu’ti, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Wihaji, dan Menteri PPPA Arifah Fauzi.

PP Tunas hadir sebagai respons atas meningkatnya risiko yang dihadapi anak-anak di dunia digital. Seperti paparan konten yang tidak sesuai usia, eksploitasi data pribadi, adiksi, hingga gangguan psikologis.

Baca Juga: Honda Klaim Prelude Baru sebagai Mobil Sport Paling Ideal di Dunia, Ini Alasannya!

Dalam pidatonya, Menag menekankan pentingnya kehadiran nilai-nilai agama dalam mendampingi anak-anak menjelajahi dunia digital. 

Ia menyampaikan pesan sederhana kepada para pelajar untuk selalu memilih konten yang membawa manfaat dan menjauhi sisi buruk dari gawai yang digunakan.

“Kalau kalian melihat ada teman yang membuka sisi iblis dari pemanfaat handphone, tegur dia ya. 'Eh, jangan, itu merusak dalam pikiran kita',” imbaunya.

Dia juga memberikan kiat sederhana agar anak-anak terbiasa menyaring konten secara sadar, dengan mengawali aktivitas digital mereka menggunakan doa. 

Baca Juga: Duh, Kebijakan Baru YouTube Memungkinkan Konten Kreator Mengumpat Lebih Banyak

“Setiap kali membuka handphone, kalau yang beragama Islam, baca Bismillahirrahmanirrahim. Supaya nanti jangan terbuka iblisnya itu. Kalau terbuka iblisnya, cepat pindah ke malaikatnya,” tambahnya.

Menag meyakini bahwa teknologi bukan musuh, melainkan alat. Yang menentukan apakah teknologi membawa berkah atau mudarat adalah penggunanya. 

“Di handphone itu ada pembelajaran, belajar ngaji, azan, dan lainnya. Itu bagian dari malaikatnya,” tambahnya.

Ia mengungkapkan pentingnya kolaborasi antarkementerian, lembaga pendidikan, tokoh agama, dan keluarga dalam membimbing anak menghadapi era digital. 

Baca Juga: Counterpoint: Pasar Smartphone India Meledak di Q2, iPhone 16 Memimpin

Menurutnya, perlindungan anak tidak hanya melalui regulasi, tapi juga melalui bimbingan hati dan akhlak.

“Semoga kita berkah. Ini adalah pelajaran agar kita semua tetap berpihak pada nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan digital,” katanya menutup pembicaraan. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X