• Minggu, 21 Desember 2025

Kepala BMKG Dwikorita Ungkap Misteri Kondisi Cuaca saat KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali

Photo Author
- Senin, 7 Juli 2025 | 19:21 WIB
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkap kondisi cuaca saat Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengungkap kondisi cuaca saat KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali. (BMKG)
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkap kondisi cuaca saat Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengungkap kondisi cuaca saat KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali. (BMKG)

KONTEKS.CO.ID - Misteri kondisi cuaca saat Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali terpecahkan.

Menurut Kepala Badan meteorologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, cuaca saat kecelakaan kapal KMP Tunu Pratama Jaya kondisinya dalam kondisi normal. 

Hanya ia mengungkapkan, gelombang arus laut saat itu melampaui batas.

Baca Juga: Spesifikasi Infinix HOT 60i: HP Rp1 Jutaan tapi Melimpah Fitur Mewah

Informasi itu Dwikorita sampaikan dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin 7 Juli 2025. 

Informasi itu dia sampaikan untuk menjawab pertanyaan Ketua Komisi V DPR Lasarus terkait kondisi cuaca saat KMP Tunu Jaya tenggelam.

"Ibu tolong jelaskan kondisi cuaca di Selat Bali, karena kapal ini baru berlayar sekian menit, 1,2 nautical mile, baru 2 kilometer masih kelihatan (kapalnya) langsung tenggelam. Jangan-jangan waktu sandar barang (kapal) ini sudah bermasalah," tanya Lasarus.

Baca Juga: Eggi Sudjana Tantang Jokowi Tunjukkan Ijazah: Kasus Selesai dan Saya Minta Maaf

Mantan Rektor UGM itu pun memastikan kondisi cuaca saat itu pada keadaan normal. "Kondisi cuaca, khususnya gelombang kecepatan dan arah gelombang, kemudian kecepatan dan arah angin semuanya dalam keadaan normal," ungkapnya.
ADVERTISEMENT

"Jadi ada batas yang tak boleh dilampaui, tetapi untuk kondisi arusnya itu sedikit melampaui (batas)," sambungnya.

Ia menjelaskan, gelombang arus yang disebut aman adalah dalam batas 1,2 meter per detik. Dan pada malam itu, gelombang arus menembus 1,4 meter per detik. 

Baca Juga: KPU Minta Tambahan Anggaran Nyaris Rp1 Triliun Tahun 2026, Ini Alasannya

"Ini kami selalu ada pemantauan dari radar maritim," sebutnya.

Ketua Komisi V DPR itu kembali mengulangi pertanyaannya terkait kondisi cuaca saat kecelakaan terjadi. 

"Saya ulang (pertanyaannya) ibu cuaca normal? Kalau kategori normal?" Lasarus menyampaikan ulang pertanyaannya.

"Cuaca normal," kata Dwikorita menegaskan.

Baca Juga: Piala Dunia Antarklub 2025: Empat Tim Melaju ke Semifinal, Ini Jadwal Lengkapnya

"Hanya arus? Arusnya lebih cepat dari 1,2? Pertanyaan saya gini kalau arus 1,2 itu kategori masih aman?" tanya Lasarus.

"Kalau 1,2 aman," jawabnya.

Ia menegaskan kembali, kalau hanya 1,2 meter per detik lebih sedikit, masih pada kategori aman. Namun telah masuk ke level waspada.

"Kalau lebih (dari 1,2 meter per detik)?" timpal Lasarus.

Baca Juga: Laporan Ijazah Palsu Jokowi: Alasan Roy Suryo Tak Jawab Pertanyaan Penyidik Polda Metro Jaya

"Tergantung lebihnya berapa. Ini lebihnya karena sedikit itu level paling rendah risiko yakni waspada," jelas Dwikorita lagi.

"Termasuk kategori aman dong harusnya," ujar Lasarus.

Dwikorita pun mengatakan, level ini aman ke arah waspada. "Itu pun ada briefing sebelum (kapal beroperasi). Jadi ada briefing rutin kepada pengelola pelabuhan penyeberangan dan user, ada dua kali briefing yakni di pagi dan malam. Itu ada briefing dan itu sudah disampaikan dan kondisinya masih bertahan tidak berubah, tapi jika cuacanya tak masalah hanya harusnya itu sedikit meningkat hanya pada sisi itu," paparnya. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X