Raja Juli Ajak Agam Rinjani Hingga Tyo Survival Diskusi Keamanan Mendaki, Menhut Punya Ide Prasyarat Pendakian

KONTEKS.CO.ID - Menteri Kehutanan (Menhut), Raja Juli Antoni menyebut terkait rencana perbaikan di sejumlah Taman Nasional.

Salah satunya, aktivitas pendakian yang sering dilakukan di gunung-gunung yang ada di Indonesia.

"Saya ingin ada perbaikan di Taman Nasional, kita harus hati-hati sekali tentang pengelolaan Taman Nasional untuk pendakian,” kata Raja Juli Antoni dalam rapat yang digelar pada Rabu, 2 Juli 2025.

Baca Juga: Terkonfirmasi 31 Penumpang Kapal Tenggelam di Selat Bali Berhasil Diselamatkan, Bagaimana Sisanya?

Hadir dalam rapat tersebut Abdul Haris Agam atau yang dikenal dengan Agam Rinjani.

Kemudian, Herna Hardi Prasetyo atau Tyo Survival, Mustiadi dari Environmental Management and Heritage Conservation (EMHC), dan Samsul Padli dari tim unit SAR Lombok Timur.

Rapat tersebut merupakan evaluasi usai insiden pendaki gunung wanita asal Brasil, Juliana Marins, yang terjatuh di jurang Gunung Rinjani beberapa waktu lalu.

Baca Juga: An Se-young Teken Kontrak dengan Yonex, Nilainya Pecahkan Rekor!

Insiden dan proses penyelamatannya menjadi sorotan publik dalam maupun luar negeri, hingga membuat pihak Kementerian Kehutanan melakukan evaluasi SOP pendakian.

"Penting bagi kita untuk mendefinisikan safety first ini seperti apa measurementnya, ini dapat diperoleh dengan prinsip teori partisipatif melibatkan orang-orang yang memang berada di lapangan,” kata Raja Antoni.

“Terkait dengan rencana gelang RFID harus segera diimplementasikan,” tambahnya.

Baca Juga: KPK Tetapkan Eks Sekjen MPR Maruf Cahyono Tersangka Kasus Gratifikasi Rp17 Miliar

Raja Juli juga mengingatkan untuk melakukan pendakian dengan persiapan yang matang.

“Tidak bawa jaket, tidak punya tracking pole, tidak bahwa head lamp,” sebutnya.