Klaim Tidak Ada Masalah dan Tunggu Evaluasi
Bahlil didampingi oleh Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno.
Tri mengatakan bahwa dari hasil peninjauan awal, belum ditemukan indikasi gangguan lingkungan yang serius di area operasi tambang.
“Kita lihat juga dari atas tadi bahwa sedimentasi di area pesisir juga tidak ada. Jadi overall ini sebetulnya tambang ini nggak ada masalah,” ujar Tri.
Namun demikian, pihak Kementerian tetap menurunkan tim Inspektur Tambang untuk melakukan inspeksi mendalam di seluruh Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) di kawasan tersebut.
Baca Juga: Bambang Raya Jadi Tersangka Pelanggaran Asusila, Partai Hanura: Kami Bela Ketua DPD Jateng
Hasil inspeksi ini nantinya akan menjadi dasar bagi Kementerian ESDM untuk menentukan langkah selanjutnya.
“Kalau secara keseluruhan, reklamasi di sini cukup bagus juga. Tapi tetap, kami tunggu laporan resmi dari Inspektur Tambang dan hasil evaluasinya, baru nanti kami eksekusi keputusan seperti apa,” lanjut Tri.
Kunjungan Menteri Bahlil Lahadalia ke Raja Ampat, Papua Barat Daya, disambut aksi protes dari warga dan aktivis lingkungan.
Mereka menolak keberadaan tambang nikel yang dianggap merusak ekosistem laut dan mengancam masa depan masyarakat adat di kawasan konservasi tersebut.
Di Bandara Marinda, Waisai, puluhan massa yang terdiri dari pemuda adat, tokoh masyarakat, mahasiswa, dan perwakilan lembaga masyarakat sipil sudah berkumpul.
Mereka membentangkan spanduk bertuliskan “Tolak Tambang di Raja Ampat”, “Selamatkan Hutan dan Laut Kami”, serta meneriakkan yel-yel penolakan terhadap aktivitas pertambangan nikel.
“Kami datang bukan untuk membuat keributan. Kami datang karena hutan kami dihancurkan, laut kami tercemar, dan suara masyarakat adat diabaikan,” kata Arnold Kawei, pemuda adat dari Kampung Salio, saat ditemui di lokasi aksi.
Protes ini merupakan lanjutan dari gelombang penolakan tambang nikel yang telah berlangsung selama berbulan-bulan, terutama sejak aktivitas pertambangan mulai dilakukan di Pulau Manyaifun dan Batang Pele.
Berbagai kelompok masyarakat, termasuk Suku Maya, Kawei, dan Betew telah menyatakan sikap resmi menolak tambang di wilayah adat mereka.***
Artikel Terkait
Longsor Cirebon Picu Evaluasi Nasional Izin Tambang! Bahlil: Kalau ada penyalahgunaan, pusat akan ambil alih!
Menteri Bahlil Hentikan Sementara Tambang Nikel di Raja Ampat, Ini Respons Perusahaan
Menteri Bahlil Klarifikasi Izin Tambang Nikel Raja Ampat: Diterbitkan Sebelum Saya Menjabat
Tinjau Tambang Nikel di Raja Ampat, Menteri Bahlil Tetap Tunggu Evaluasi Tim
Usai Dikunjungi Menteri Bahlil, Gubernur Papua Barat Daya Klaim Pulau Gag Tidak Tercemar Tambang Nikel