• Senin, 22 Desember 2025

Gelar Pahlawan untuk Soeharto Diprotes Aktivis 98, Mencederai Semangat Reformasi

Photo Author
- Minggu, 25 Mei 2025 | 09:13 WIB
Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto (foto: Pinterest)
Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto (foto: Pinterest)


KONTEKS.CO.ID
- Usulan Presiden ke-2 RI, Soeharto mendapatkan gelar pahlawan menuai protes. Salah satunya dari aktivis 98.

Penolakan ini dinyatakan sejumlah aktivis 98 dalam sebuah diskusi dengan tema 'Refleksi 27 Tahun Reformasi: Soeharto Pahlawan atau Penjahat HAM?'.

Acara diskusi ini berlangsung pada Sabtu, 24 Mei 2025 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Selatan.

Baca Juga: Persib Juara Liga 1 2024/2025, Pesta di GBLA Ricuh Akibat Invasi Penonton dan Flare

"Ini adalah peringatan bukan cuma sekedar berkumpul, tapi adalah peringatan menurut kami adanya wacana atau ide akan dianugerahkan gelar pahlawan nasional terhadap Soeharto, jelas kami bersepakat menolak," kata salah satu perwakilan aktivis 98, Mustar Bonaventura.

Dia menjelaskan para aktivis 98 menolak wacana tersebut karena dinilai bertentangan dengan amanat reformasi. "Kami keberatan dan ini adalah jauh dari nilai-nilai dari yang kita perjuangkan lahirnya dulu reformasi di tahun 98," ujar Mustar.

"Ini secara tegas hari ini akan nanti kami sampaikan secara terbuka bersama-sama dengan seluruh teman-teman bahwa adanya ide ini menurut kami adalah mencederai, menodai apa yang sudah diperjuangkan pada tahun 1998," katanya.

Baca Juga: Blak-blakan Rudy Salim Ngaku Rugi Rp70 Miliar karena Bisnis Bareng Raffi Ahmad

Terlebih, kata dia, para aktivis merasa gelar pahlawan kepada Soeharto akan mencederai perjuangan terhadap upaya menghadirkan demokrasi yang dilakukan pada tahun 1998. Terlebih dalam perjalanan perjuangan panjang itu sudah banyak memakan korban jiwa.

"Demokrasi hari ini lahir tidak gratis, tidak lahir karena tiba-tiba, tapi karena dari buah keringat perjuangan bahkan mungkin korban, korban ada ribuan, ada nyawa, ada air mata di situ. Sehingga menurut kami tidak tepat," katanya.

Adapun beberapa aktivis pergerakan yang hadir dalam diskusi ini diantaranya Ray Rangkuti, Ubedillah Badrun, Bela Ulung Hapsara, Anis Hidayah, Jimly Fajar, dan Hengki Kurniawan.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Eko Priliawito

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X