• Senin, 22 Desember 2025

Korban Sipil dalam Ledakan di Garut Dituduh Pemulung Lapor Dedi Mulyadi, Keluarga Desak Klarifikasi TNI

Photo Author
- Selasa, 13 Mei 2025 | 18:38 WIB
Tampak asap hitam membumbung tinggi saat TNI AD melakukan pemusnahan amunisi kedaluwarsa di kawasan pantai Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Garut, Senin pagi. (Tangkapan layar X.com icibos)
Tampak asap hitam membumbung tinggi saat TNI AD melakukan pemusnahan amunisi kedaluwarsa di kawasan pantai Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Garut, Senin pagi. (Tangkapan layar X.com icibos)

“Tolong jangan rusak nama baik korban. Kami sedang berduka,” kata Agus.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengkonfirmasi secara langsung keluarga korban warga sipil usai mengecek kondisi terkini di lokasi kejadian, Garut, pada Selasa, 13 Mei 2025.

Dalam kesempatan tersebut, terdapat anak dari salah satu korban warga sipil yang tewas dalam insiden itu yang menepis anggapan ayahnya sebagai pemulung sisa bahan peledak saat insiden kegiatan pemusnahan amunisi TNI AD.

"Saya meminta pertanggungjawaban, karena bapak saya di situ bukan seperti orang-orang pikirkan (sebagai pemulung sisa amunisi)," ujar anak korban ke Dedi Mulyadi.

Baca Juga: Eks Danjen Kopassus: Luhut Binsar Pandjaitan Pembohong, Penjilat yang Sangat Rakus

Anak korban warga sipil itu mengklaim, sang ayah memang bekerja untuk membantu para petugas TNI AD, seraya menyebut pernah melakukan perjalanan kerja ke Manado hingga Jakarta.

"Bapak saya di situ kerja ke tentara, saya tahu dari zaman saya sekolah. Bapak saya sudah lama kerja di sana. Bapak saya suka kerja, pergi ke Manado, Makassar, Bali, Jakarta," ungkapnya.

"Banyak orang yang bilang, bapak saya ke sana nyelonong, melawan TNI, itu sama sekali tidak benar," kata anak korban ledakan amunisi di Garut.

Baca Juga: MA Segera Usul ke Presiden Prabowo Pecat 2 Hakim Pembebas Ronald Tannur

Menanggapi hal itu, Dedi memastikan korban warga sipil itu mengalami kecelakaan saat bekerja.

"Berarti posisinya bapak sedang kerja, mengalami kecelakaan saat bekerja," ujar Dedi Mulyadi.

"Seperti nelayan yang mengalami insiden tenggelam, sopir yang kecelakaan. Bapaknya meninggal dunia saat posisinya sedang bekerja," katajya.

Kejadian tragis ini menewaskan 13 orang dan melukai puluhan lainnya. Beberapa korban awalnya disebut sebagai pemulung yang masuk ke area pemusnahan amunisi, namun klaim tersebut mulai dipertanyakan oleh keluarga korban dan masyarakat.

Baca Juga: PPIH Siapkan Bus Shalawat untuk Layani Transportasi Jemaah Haji Indonesia di Makkah, Beroperasi 24 Jam dan Punya 27 Rute

Keluarga korban ingin ada klarifikasi dari TNI terkait pernyataan itu. Pihak TNI dan aparat penyelidik hingga kini masih terus mengumpulkan informasi dan bukti di lapangan untuk memastikan kronologi dan penyebab ledakan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Eko Priliawito

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X