KONTEKS.CO.ID - Pagi yang damai di Desa Sagara mendadak berubah menjadi lembar hitam sejarah, ledakan dahsyat mengguncang pesisir selatan Garut.
Senin, 12 Mei 2025, sekitar pukul 09.30 WIB, langit mendadak menghitam oleh asap tebal dan debu dari sebuah ledakan dahsyat.
Tragedi memilukan ini bermula dari proses rutin pemusnahan amunisi kedaluwarsa TNI AD—ritual yang biasa, namun kali ini berubah jadi petaka mematikan.
Baca Juga: Tragedi Kapal Wisata Tenggelam di Bengkulu, Tujuh Tewas
Ledakan itu menewaskan 13 orang: 4 prajurit TNI dan 9 warga sipil yang kebetulan berada tak jauh dari zona berbahaya.
Ironisnya, semua protokol keamanan telah diklaim dilaksanakan. Apa yang salah?
Kronologi Detik-Detik Maut
Baca Juga: Anak Buah Pramono-Rano Klaim 99 Persen Program di Jakarta Sudah Terwujud
Menurut Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigjen Wahyu Yudhayana, proses pemusnahan dilakukan oleh tim dari Gudang Pusat Munisi 3.
Dua sumur utama untuk peledakan amunisi telah digunakan dengan aman.
Namun, ledakan terjadi justru di sumur ketiga—lubang tambahan yang disiapkan khusus untuk menghancurkan sisa detonator.
Baca Juga: Mahfud MD Cerita Mafia Hukum dan Jual Beli Pasal di DPR, Harganya Rp50 Juta Setiap Anggota
“Saat tim mulai menyusun detonator di lubang itu, ledakan mendadak terjadi dengan kekuatan besar,” kata Brigjen Wahyu.
Dentuman keras memekakkan telinga, menyapu tenda, peralatan, dan harapan akan pagi yang aman.
Artikel Terkait
Kodam Siliwangi Investigasi Peledakan Amunisi di Garut, Diduga Bahan Peledak Didekati Warga
13 Korban Meninggal Dunia Ledakan Amunisi di Garut, 4 dari Anggota TNI
Kronologi Insiden Ledakan Amunisi Kedaluwarsa di Cibalong Garut
Tragedi Kapal Wisata Tenggelam di Bengkulu, Tujuh Tewas
Penjelasan TNI Usai Ledakan Amunisi di Garut Hingga Tewaskan 13 Orang
Anak Buah Pramono-Rano Klaim 99 Persen Program di Jakarta Sudah Terwujud