• Senin, 22 Desember 2025

Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir di Sejumlah Wilayah di Indonesia, Ternyata Bisa Berdampak Buruk Bagi Masyarakat

Photo Author
- Jumat, 31 Januari 2025 | 13:12 WIB
Modifikasi cuaca untuk cegah banjir ternyata bisa berdampak buruk  (Dok Canva)
Modifikasi cuaca untuk cegah banjir ternyata bisa berdampak buruk (Dok Canva)

Pada 20 Februari 2021, hujan lebat yang menyebabkan banjir besar di Jakarta dan Bekasi disebut terjadi akibat mekanisme cold pool.

Menurut LAPAN, saat itu proses percepatan induksi awan menghasilkan awan skala meso yang meliputi wilayah Jawa bagian barat.

Selanjutnya, LAPAN juga menyoroti operasi TMC di Lampung dan Selat Sunda pada sore hari sebelumnya tidak efektif dalam mencegah hujan yang disebabkan oleh cold pool.

Bahkan, LAPAN menegaskan bahwa intervensi ini bisa berbahaya.

Baca Juga: Hampir 1.000 Kantor Cabang Pembantu Tutup, Ini Penjelasan BRI

"Tidak bisa dan bahkan berbahaya," demikian pernyataan resmi LAPAN pada Maret 2021.

Tiga Alasan Operasi TMC Berbahaya

LAPAN membeberkan tiga alasan utama mengapa operasi TMC dapat berdampak negatif saat terjadi cold pool:

1. Proses atmosfer yang acak dan menganut hukum chaos

Gangguan kecil di atmosfer pada satu lokasi bisa berdampak besar di lokasi lain karena atmosfer saling terhubung dalam skala regional hingga global.

2. Percepatan hujan dari awan konvektif dapat memicu cold pool

Gerakan acak cold pool ke segala arah bisa memperluas aktivitas konvektif, menghasilkan hujan dalam skala lebih besar.

3. Risiko pembentukan rainband dan garis badai (squall line)

Baca Juga: Bersandar di Lombok Barat, Kru Kapal Induk Prancis Kunjungi Sirkuit Mandalika

Jika TMC dilakukan saat angin mengalami penguatan atau konvergensi, hal ini dapat mempercepat terbentuknya pita hujan (rainband).

Bahkan, dapat memicu garis badai (squall line), yang dampaknya bisa menjangkau ratusan kilometer dari lokasi operasi TMC.

Sementara itu, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah menurunkan tim TMC pada 24 Februari 2021 lalu untuk mengantisipasi fenomena siklon tropis yang diperkirakan memicu hujan lebat di wilayah Jabodetabek hingga 25 Februari 2025.

Dengan peringatan dari BMKG serta analisis dari LAPAN, kesiapsiagaan dalam menghadapi cuaca ekstrem menjadi krusial.
Utamanya, untuk mengurangi risiko bencana hidrometeorologi di berbagai wilayah terdampak.***

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Lopi Kasim

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X