KONTEKS.CO.ID - Penangkapan tiga terduga provokator bertajuk ‘ACAB’ di Jakarta, baru-baru ini, kembali memunculkan pertanyaan publik soal asal-usul istilah tersebut.
ACAB merupakan akronim dari ‘All Cops Are Bastards’, sebuah slogan yang berusia hampir satu abad dan kerap muncul dalam gelombang protes di berbagai negara.
Istilah ini berasal dari Inggris pada awal 1920-an dan 1930-an.
Baca Juga: Tiga Provokator ‘ACAB’ Ditangkap Polda Metro Jaya, Begini Penjelasannya
Saat itu, ungkapan bernada antipenegak hukum tersebut muncul dalam bentuk grafiti dan coretan dinding.
Pada dekade 1940-an, ACAB semakin dikenal setelah sebagian kelompok kriminal jalanan dan geng pekerja bergaya Teddy Boys mulai menggunakannya sebagai bentuk perlawanan simbolik terhadap polisi.
Slogan ini memperoleh popularitas baru pada 1970–1980-an melalui subkultur punk dan skinhead.
Banyak kelompok musik punk di Inggris mengadopsi ACAB sebagai ekspresi ketidakpercayaan terhadap otoritas.
Itu terutama setelah meningkatnya ketegangan antara polisi dan komunitas kelas pekerja selama masa pemerintahan Margaret Thatcher.
Memasuki era 1990–2000-an, ACAB tidak lagi sekadar tulisan di dinding atau lirik lagu.
Baca Juga: Telkom Akses Gerak Cepat Pulihkan Jaringan Terdampak Banjir dan Longsor di Sumatera
Istilah ini meluas bersamaan dengan munculnya budaya hooligan, grafiti jalanan, serta forum-forum internet awal.
Dalam sejumlah kasus, kepolisian di Eropa memasukkan ACAB sebagai bagian dari simbol-simbol ekstremis yang dapat diasosiasikan dengan tindakan kekerasan.
Artikel Terkait
Misteri di Balik ACAB dan 1312: Dari Inggris 1920-an hingga Viral di Medsos
Demo 28 Agustus 2025 Bikin Kode 1312 Meledak Lagi, Begini Arti dan Sejarah ACAB di Baliknya
Polda Metro Kerahkan 2 Ribu Personel Gabungan untuk Amankan Kedatangan Tokoh Penting Komunis China ke Indonesia
Perayaan Natal Tiberias Digelar 2 Hari di SUGBK, Polda Metro Minta Masyarakat Hindari Kawasan Senayan