“Maskapai penerbangan harus mulai memikirkan cara menghadapi peningkatan turbulensi ini, karena kerugian industri bisa mencapai 150 hingga 500 juta dolar AS per tahun di Amerika Serikat saja,” kata pakar meteorologi dari University of Reading, Mark Prosser.
Selain risiko keselamatan, turbulensi juga mempercepat keausan pesawat dan meningkatkan potensi cedera bagi penumpang maupun awak kabin.
Beberapa insiden dalam setahun terakhir menunjukkan bahayanya. Tahun lalu, turbulensi menyebabkan satu penumpang tewas di penerbangan Singapore Airlines dan sejumlah lainnya terluka di penerbangan Qatar Airways ke Dublin.
Dengan tren langit yang makin tidak stabil, penggunaan AI dalam dunia penerbangan seperti yang dilakukan Emirates bisa menjadi langkah awal untuk memastikan perjalanan udara tetap aman, meski bumi terus memanas.***
Artikel Terkait
Kapok Terbang Lewat Myanmar, Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman Pasca-Turbulensi Parah
Turbulensi Hebat Pesawat Singapore Airlines, Lansia Inggris Tewas Serangan Jantung
Qatar Airways Turbulensi, 12 Orang Luka
Mengungkap Jenis-Jenis Turbulensi dalam Penerbangan yang Perlu Diketahui
Tips Cemas Saat Turbulensi: Wajar, Tapi Bisa Diatasi