• Minggu, 21 Desember 2025

Tenang Bukan Pasrah, Begini Cara Stoisisme Mengatasi Overthinking

Photo Author
- Minggu, 9 November 2025 | 16:16 WIB
Ilustrasi menenangkan diri (Foto:freepik/jcomp)
Ilustrasi menenangkan diri (Foto:freepik/jcomp)

Anda bisa memikirkannya sesaat sebelum bertindak. Ambil 60 detik untuk bertanya. Misalnya, apa tiga hal terburuk yang bisa terjadi, dan apa satu tindakan yang akan dilakukan untuk meresponsnya. 

Dengan begitu, kecemasan bisa berubah menjadi rencana lain yang membuat Anda lebih tenang dan terhindar dari reaktif.

Nikmati Proses

Fokus menikmati proses untuk menciptakan kebahagiaan disampaikan oleh Epictetus dalam The Enchiridion. Dalam artikel di Psychology Today, ia juga mengaitkan fokus pada proses dengan penurunan risiko burnout.

Baca Juga: Ogah Terlalu Lelah Bekerja, Perawat Ini Suntik Mati 10 Pasien Berujung Hukuman Penjara Seumur Hidup 

Bayangkan, bahwa seniman tidak bisa mengendalikan orang yang akan membeli karyanya. Tapi ia bisa terus berlatih ketelitiannya untuk kepuasan pribadinya. Kepuasan kerja yang konsisten akan memusatkan kebahagiaan Anda pada proses. 

Jaga Perspektif Hidup

Marcus Aurelius dalam Meditations justru menggunakan prinsip kefanaan untuk menjaga perspektif. Ia mengingatkan dirinya bahwa masalah besar atau kesuksesan akan berlalu.

Coba pikirkan, apa masalah terbesar yang membuat Anda stres dan apakah masalah itu sama pentingnya dengan hari ini.

Itu membantu Anda agar tidak terlalu larut saat sedih, dan juga tidak sombong saat merasa senang.

Baca Juga: Gagalkan Pencurian Motor, Hansip di Cakung Tewas Ditembak Dua Pelaku

Validasi Diri Sendiri

Prinsip Stoik mengajarkan agar kita tidak bergantung pada pujian atau hinaan orang lain. Prinsip ini juga menekankan pentingnya pikiran yang dilatih untuk mengabaikan apa kata orang tentang diri kita. 

Pikiran Stoik tentu dilatih untuk bertanya, apakah kita sudah bertindak sesuai nilai dan standar diri kita sendiri.

Ini membantu untuk tidak mudah goyah karena kritik atau harapan butuh pujian dari orang lain.

Mencintai Takdir

Prinsip stoik mengajarkan menerima segala kejadian baik atau buruk sebagai kesempatan. Bukan pasrah, tapi adaptasi.

Baca Juga: Presiden Pakistan Zia Ul Haq dan Memori Pertempuran 10 November 1945, dari Kaget Mendengar Adzan hingga Pimpin Pembelotan Pasukan Gurkha 

Pikiran mengapa sesuatu terjadi bisa diubah menjadi hal ini sudah terjadi. Apa rencana selanjutnya, yang akan membuat Anda lebih adaptif.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Eko Priliawito

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X