• Minggu, 21 Desember 2025

Kemenpar Dorong Gorontalo Jadi Destinasi Wisata Ramah Muslim Melalui IMTI 2025

Photo Author
- Rabu, 27 Agustus 2025 | 12:19 WIB
Masjid Hunto Sultan Amay berusia 5 abad, destinasi wisata religi di Gorontalo  (Foto: Instagram/@likein_gorontalo)
Masjid Hunto Sultan Amay berusia 5 abad, destinasi wisata religi di Gorontalo (Foto: Instagram/@likein_gorontalo)

KONTEKS.CO.ID - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mendorong Gorontalo menjadi destinasi wisata ramah muslim berkelas dunia lewat melalui ajang Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) 2025.

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar, Hariyanto menyebut, pihaknya telah melakukan site visit ke Gorontalo pada Sabtu pekan lalu untuk memetakan potensi wilayah.

"Kami menyurvei untuk melihat secara langsung beberapa pelayanan dan daya tarik, serta untuk mengukur kesiapan Gorontalo dalam memenuhi kriteria destinasi wisata ramah muslim. Diharapkan kegiatan ini bisa memacu Gorontalo untuk meningkatkan lagi aksesibilitas, amenitas, maupun atraksinya," kata Hariyanto dalam siaran pers Kemenpar, Rabu, 27 Agustus 2025.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Wisata Religi di Jepara, Selami Keindahan Spiritual dan Sejarah yang Pas Saat Imlek 2025

Hal itu menurut Haryanto sangat penting guna mendorong Gorontalo mampu memenuhi standar IMTI. IMTI merupakan indeks pengukuran kesiapan provinsi yang berkorelasi langsung dengan standar Global Muslim Travel Index (GMTI), sebuah acuan peringkat pariwisata ramah Muslim global.

IMTI tahun ini diselenggarakan dengan kolaborasi antara Kemenpar, Bank Indonesia, Crescenrating, dan Tim Enhaii Halal Tourism Center (EHTC).

Gorontalo maupun Indonesia secara umum lanjutnya, memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pariwisata ramah muslim dunia yang didukung dengan keindahan alam, keragaman budaya, dan populasi muslim terbesar dunia.

Baca Juga: 4 Rekomendasi Destinasi Wisata Religi di Boyolali, Wajib Masuk List Liburan

Hal ini membuktikan bahwa kemajuan pariwisata ramah muslim di Indonesia menjadi salah satu pilihan dan strategi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.

Oleh karena itu, penyebaran informasi yang jelas terkait batas antara produk halal dan non halal perlu dilaksanakan untuk memberikan pilihan dan kenyamanan pengunjung.

"Namun, pariwisata ramah muslim bukanlah konsep eksklusif untuk wisatawan muslim saja. Tujuan utama penilaian ini adalah meningkatkan pelayanan bagi semua wisatawan, tanpa memandang latar belakang. Layanan ini mengedepankan kebersihan, kenyamanan, dan kemudahan yang dapat dinikmati siapa saja,” paparnya.

Pada GMTI 2023 dan 2024, Indonesia berhasil menempati peringkat pertama. Namun demikian, dalam GMTI 2025, Indonesia menempati peringkat kelima.

Baca Juga: Jangan Salah Pilih! Inilah 3 Wisata Hidden Gem di Malang, Incaran Pencinta Petualangan

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rizki Adiputra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X