KONTEKS.CO.ID - Bulan Mei sekarang ini dipenuhi dengan libur nasional dan cuti bersama.
Tentu itu menjadi momen yang sempurna untuk berlibur, berkumpul dengan keluarga, atau sekadar melepas penat dari rutinitas harian.
Namun, di balik keseruannya, masa libur sering kali diiringi pola makan tidak teratur, konsumsi makanan berlemak dan manis yang berlebihan, serta aktivitas fisik yang minim.
Akibatnya, tidak sedikit orang merasa bersalah setelah liburan berakhir dan memilih jalan pintas dengan diet ketat atau detoks ekstrem.
Menurut Pratiwi Dinia Sari, S.Gz., RD., ahli gizi dari Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada, pendekatan seperti itu sebetulnya keliru.
Ia menyarankan masyarakat agar menjaga pola makan seimbang dan menjalani gaya hidup sehat secara konsisten, bahkan saat liburan.
“Mengonsumsi gorengan, makanan bersantan, dan olahan daging berlemak memang sering terjadi saat liburan," katanya.
"Namun, jenis makanan tinggi lemak jenuh ini dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh, yang dalam jangka panjang bisa berujung pada penyakit jantung, stroke, atau gagal jantung,” ujar Pratiwi.
Tak hanya lemak, makanan manis seperti kue kering, minuman berpemanis, hingga pencuci mulut berlebih juga tak kalah berisiko.
Kandungan gula yang tinggi dapat memicu lonjakan gula darah yang berulang, membuat tubuh cepat lapar dan mudah lelah, sekaligus meningkatkan risiko penimbunan lemak.
“Respons alami tubuh adalah memproduksi lebih banyak insulin. Tapi bila ini terjadi terus-menerus, bisa menyebabkan resistensi insulin yang menjadi cikal bakal diabetes,” dia menjelaskan.
Pratiwi menambahkan, alih-alih buru-buru melakukan detoksifikasi instan, masyarakat perlu memahami tubuh sejatinya memiliki mekanisme detoks sendiri melalui organ seperti hati dan ginjal.
Dia menegaskan, dalam dunia gizi, tidak dikenal istilah “diet detoks” seperti yang kerap dipromosikan secara komersial.
“Yang penting adalah mendukung kerja organ tubuh dengan tidur cukup, membatasi konsumsi gula, memperbanyak sayur dan buah yang kaya antioksidan, serta mengonsumsi makanan fermentasi yang mengandung probiotik seperti yoghurt,” katanya.
Artikel Terkait
Kenapa Berat Badan Naik Meski Diet dan Olahraga? Berikut 6 Faktornya!
Putus Cinta Bikin Kurus? Ini 5 Penyebab Penurunan Berat Badan yang Harus Kamu Tahu!