• Minggu, 21 Desember 2025

Dua Dunia Ratmi B29: Veteran Perang Peraih Bintang Gerilya Hingga Ratu Panggung Hiburan

Photo Author
- Kamis, 20 Juli 2023 | 19:43 WIB
Ratmi B29, pejuang kemerdekaan peraih Bintang Gerilya yang menjadi komedian legendaris. Foto: Istimewa.
Ratmi B29, pejuang kemerdekaan peraih Bintang Gerilya yang menjadi komedian legendaris. Foto: Istimewa.

KONTEKS.CO.ID - Nama panggungnya Ratmi B29. Sosoknya selalu mengundang tawa pada setiap lakon film yang ia mainkan. Kendati film itu belum tentu bergenre komedi, namun peran yang ia mainkan di era 1970-an selalu kocak menghibur dan mewakili rakyat jelata.

Meskipun tidak selalu memerankan tokoh utama, Ratmi B29 selalu menjadi bintang dalam setiap film yang ia ada di dalamnya. Hampir tidak ada nama beken film di era itu yang tidak pernah satu frame dengannya. Sebut saja Benyamin Sueb, Ida Royani, Conny Sutedja, dan nama beken lainnya.

Tak terbantahkan, Ratmi B29 adalah pelopor perempuan komedian perempuan Indonesia yang menjelma menjadi legenda seniman komedi. Bahkan Majalah Selecta edisi 1969 menyebut "mungkin cuma Ratmi satu-satunya wanita yang terjun di bidang lawak".

Baca Juga: Barisan Terate, Pasukan Khusus Pelacur dan Maling Penghancur Daya Tempur Belanda

-
Ratmi B29 dalam salah satu film. Foto: Tangkapan layar.

Anak Tentara KNIL

Perempuan ini bernama asli Suratmi. Ia lahir di Bandung pada 16 Januari 1932 dari pasangan Salimin Dan Sainem. Ayahnya adalah anggota KNIL berpangkat Sersan Satu.

Saat pendudukan Jepang, ayahnya ditawan oleh Jepang. Masa kecilnya dijalani bersama ibunya karena ayahnya meninggal dunia setelah tiga bulan ditawan oleh tentara Jepang.

Ratmi yang sekolah hanya sampai kelas 3 HIS (SD zaman Belanda) kemudian ikut pamannya yang bekerja di pabrik senjata di Kiaracondong, Bandung.

Baca Juga: Kisah Gusti Nurul, Kembang Mangkunegara Pujaan Tentara, Sultan, Hingga Perdana Menteri dan Presiden

Sejak kecil Ratmi tertarik pada dunia seni, terutama bernyanyi. Suaranya yang cukup bagus membuat sang paman menyuruhnya belajar menyanyi di orkes keroncong pabrik Kiaracondong.

Sebelumnya di zaman Jepang Ratmi juga sudah ikut kelompok wayang orang Sri Surya. Dari bermusik, Ratmi kemudian menjajal dunia akting. Ia mengasah bakat aktingnya di grup sandiwara keliling Bintang Timur Surabaya yang memerankan peran-peran kocak.

Berjuang Melawan Penjajah

Jauh sebelum terjun ke industri hiburan tanah air, Ratmi adalah seorang pejuang. Ia seorang prajurit tempur berpangkat Sersan Dua (Serda).

Baca Juga: Maung Bikang, Laskar Mojang Bandung yang Bikin Ciut Nyali Penjajah

Ratmi tergabung dalam Laskar Wanita Indonesia (Laswi) pimpinan Sumarti Subiati, tepatnya di Batalyon D Brigade 16 Citarum, Jawa Barat.

Laswi bukanlah laskar tempur sembarangan. Para anggota Laswi yang terdiri dari para mojang Bandung ini terkenal sangat militan dan pemberani dalam pertempuran melawan tentara Belanda maupun Sekutu.

Salah seorang anggota Laswi yang paling fenomenal adalah Susilawati. Ia pernah mendatangi markas Panglima Divisi Siliwangi Kolonel Abdul Haris Nasution. Di depan Nasution, Susilawati melemparkan bungkusan berisi kepala tentara Gurkha yang masih segar ke meja sang panglima.

Baca Juga: Nestapa The Sin Nio, Mulan Versi Indonesia yang Jadi Gelandangan di Akhir Hidupnya

Selain bergabung dengan Laswi, Ratmi B29 juga pernah masuk Pasukan Srikandi dan ikut berjuang di daerah Banyumas, Jawa Tengah. Ratmi juga ikut dalam barisan pasukan Siliwangi yang hijrah ke Jawa Tengah pada tahun 1948.

Kemampuan Ratmi menghibur para laskar di tengah suasana perang mulai terasah. Dia kerap menghibur para tentara, salah satunya saat di Demangsari, Jawa timur, pada 1949.

Ada satu cerita menarik, saat lagi sibuk-sibuknya menghibur para pejuang, tentara Belanda tiba-tiba datang menyerbu. Serangan ini menyebabkan Ratmi harus bersembunyi di dalam kolam berair.

Baca Juga: Sejarah Rumah Sriwijaya: Monumen Keteguhan Hati Bu Fat yang Menjadi Cagar Budaya

Tetapi Ratmi juga pernah bertindak nekat merampas barang prajurit Belanda untuk para pejuang yang bersembunyi di dalam hutan. Barangnya tidak hanya sandang dan pangan, tetapi juga pomade, sabun, sisir, dan keperluan bersolek lainnya.

Kiprah Ratmi dalam perjuangan Revolusi Indonesia membuatnya menerima berbagai tanda kehormatan dari negara. Sederet tanda kehormatan tersemat di dadanya, Seperti Bintang gerilya, Bintang Kemerdekaan 1, Bintang Kemerdekaan 2, dan Bintang Gerakan Operasi Militer 1 dan 5.

Berawal dari Celetukan

Lalu dari mana asalnya nama B29? Ternyata, nama panggung Ratmi B29 berawal dari celetukan Komodor Raden Atje Wiriadinata, salah satu pendiri Paskhas (kini Kopasgat), pasukan khusus AURI.

Baca Juga: Unik, Ternyata Candu Pernah Jadi Sumber Devisa Indonesia, Begini Ceritanya

Ceritanya, pada tahun 1960-an Ratmi kerap menghibur keluarga besar AURI di Bandung. Sang Komodor yang melihat tubuh bongsor Ratmi pun nyeletuk, "Ini dia bomber kita".

Di kalangan AURI, istilah bomber mengacu pada pesawat pembom B29. Pesawat berbadan besar produksi Boeing yang sangat tersohor dan pada Perang Dunia (PD) II.

Popularitas B29 Superfortress ini tak lepas dari aksi pesawat ini menjatuhkan bom nuklir di Hiroshima dan Nagasaki. Aksi B29 Superfortress membuatnya tersohor sebagai pesawat bomber paling kejam sekaligus menandai berakhirnya PD II di kawasan Asia Pasifik akibat kekalahan Jepang.

Baca Juga: Jarang Terungkap! Peran Penting Polisi Menumpas G30S PKI di Surakarta

Sejak celetukan Komodor Wiriadinata, nama Ratni B29 pun tersohor seperti pesawat tempur buatan AS tersebut.

Kembali ke Hiburan

Setelah perang kemerdekaan, pada 1949 Ratmi keluar dari dinas militer. Ia sempat menyambung hidup sebagai pekerja honorer di Radio Republik Indonesia (RRI) dan menjadi biduan dalam Orkes Studio Bandung.

Pada pertengahan 1950-an Ratmi menjajal peruntungan di Jakarta. Ia bergabung dengan grup Wayang Orang Tri Tunggal di Kebon Kelapa. Pemimpin kelompok ini adalah Idris Indra yang menjadi suami pertamanya.

Baca Juga: Cerita Tentang Werner Verrips, Agen CIA Perampok Javasche Bank Surabaya yang Tewas Misterius

Tugasnya di sana sebagai penari dan pesinden. Sesekali agar memeriahkan suasana Ratmi juga ikut melawak.

Pada 1959 Ratmi bercerai dengan Idris Indra. Dia kemudian pindah lagi ke Bandung dan kembali bergabung dengan grup wayang orang.

Ratmi mulai memasuki dunia film sebagai figuran di dua film komedi yakni Si Jimat (1960) dan Kuntilanak (1961). Setelah itu produksi perfilman Indonesia sedang turun karena situasi politik yang memanas, dan itu berimbas terhadap karier Ratmi.

Baca Juga: Mengenal John D Arnold, Penyuka Matematika yang Jadi Legenda Trader AS di Usia Belia

-
Salah satu iklan film yang dibintangi Ratmi B29.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Jimmy Radjah

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X