kriminal

Siswa Kelas V SD Inpres One Meregang Nyawa Hanya karena Tak Ikut Upacara

Rabu, 15 Oktober 2025 | 06:00 WIB
Ilustrasi Rafi To, 10, siswa kelas V SD Inpres One, Desa Poli, Kecamatan Santian, TTS, NTT, yang meninggal dunia mengalami kekerasan dari oknum gurunya. (Foto: iStock)


KONTEKS.CO.ID – Hanya karena tak ikut upacara, seorang oknum guru diduga tega memukul siswanya dengan batu. Akibatnya, sang murid meregang nyawa tak lama kemudian.

Kejadian ini menimpa Rafi To, 10, siswa kelas V SD Inpres One, Desa Poli, Kecamatan Santian, Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT).

Tewasnya korban diduga akibat dianiaya guru olahraganya, Yafet Nokas, 51. Pelaku dikabarkan memukul korban dengan batu.

Baca Juga: Start Mulus, Fajar Alfian dan Shohibul Fikri Diminta Konsisten di Denmark Open 2025

"Anak korban meninggal pada Kamis 2 Oktober 2025 sekitar pukul 18.00 Wita," ungkap Kapolres TTS, AKBP Hendra Dorizen kepada wartawan, Selasa 14 Oktober 2025.

Hendra menjelaskan, kasus dugaan pemukulan ini terjadi pada Jumat 26 September 2025 di halaman SD Inpres One. Saat itu, Yafet memanggil Rafi dan sembilan temannya karena tidak mengikuti upacara gladi dan tidak masuk sekolah Minggu.

Setelah mengumpulkan korban dan teman-temannya, pelaku mengambil batu dan memukulkannya kepada Rafi dan teman-temannya di bagian kepala. Bukan sekali, tapi sebanyak empat kali.

Baca Juga: Penyebab Cuaca Panas Menyengat di Indonesia, BMKG Beri Penjelasan

Lalu korban mengeluh sakit pada kepalanya dan pulang ke rumah. Besoknya, Rafi tidak masuk sekolah karena mengalami demam tinggi.

"Saat sakit baru korban menceritakan kejadian yang menimpanya kepada orang tuanya," kata Kapolres TTS. ***

Tags

Terkini