kontekstory

Dakota RI-001 Seulawah Cikal Bakal Garuda Indonesia, 'Burung Besi' yang Menetas dari Derma Tanpa Syarat Rakyat Aceh, Sempat Disewakan ke Burma

Minggu, 7 Desember 2025 | 09:00 WIB
Dakota RI-001 Seulawah, pelopor penerbangan sipil Indonesia yang berasal dari sumbangan rakyat Aceh (Foto: Instagram/@wakafsalman.itb)

Selang beberapa waktu kemudian dilakukan penyelundupan kedua kali dengan sasaran pendaratan di Lhoknga. Senjata yang dibawa brend Inggris enam buah, cadangan laras senjata 150 pucuk dan amunisi. Penyelundupan kedua ini juga dilakukan pada malam hari.

Baca Juga: Cerita Sejarah Pembentukan TNI: dari Gesekan Faksi PETA dan KNIL, Ribut Soal Gaji dan Pangkat, Hingga Adu Koboi di Pemilihan Panglima

Kembalinya Sang 'Gunung Emas'

Merujuk buku Sejarah Revolusi Kemerdekaan Daerah Istimewa Aceh (1983), Seulawah RI-001 akhirnya kembali ke tanah air pada akhir Oktober 1949.

Sebulan kemudian, pesawat itu terbang berkeliling Aceh sembari menaburkan pamflet ucapan terima kasih dari Pemerintah Republik Indonesia (RI).

Ribuan warga memadati Blang Padang. Mereka bersorak dan menangis saat pesawat yang mereka beli dengan emas dan doa itu mendarat mulus.

Momen itu menjadi salah satu adegan paling emosional dalam sejarah penerbangan Indonesia.

Sejak saat itu, Seulawah nyaris tidak pernah berhenti bekerja. Dalam buku Kronik Revolusi Indonesia Jilid IV (1948), tercatat bahwa pesawat ini sibuk mengangkut pemimpin nasional, mengirim logistik perjuangan, membawa dokumen diplomatik, hingga menjadi penghubung RI dengan dunia internasional.

Baca Juga: Pengakuan Mengejutkan Leo Wattimena, Sepak Terjang Omar Dhani, dan Jejak AURI di Balik G30S PKI

Pemuda yang Korbankan Emas dan Tanah

Di balik sumbangan Aceh, terselip nama seorang pemuda sederhana yakni Teungku Nyak Sandang bin Lamudin.

Pada usia 23 tahun, ia menjual tanah dan emas miliknya untuk membantu membeli pesawat pertama republik. Pengorbanannya menjadi simbol bahwa kemerdekaan diraih bukan hanya dengan senjata, tetapi juga lewat ketulusan rakyat.

Atas jasanya, Teungku Nyak Sandang kemudian menerima Bintang Jasa Utama dari Presiden Prabowo Subianto pada upacara di Istana Negara, pada Senin, 25 Agustus 2025 lalu.

Baca Juga: Deretan Istri-istri Bung Karno, Ada yang Paling Setia dan Menolak Diceraikan Hingga Bunuh Diri karena Cemburu

Upacara berlangsung haru, di mana saat itu Teungku Nyak Sandang hadir dengan kursi roda. Kepala Negara bahkan rela berlutut untuk mengalungkan tanda kehormatan di lehernya.

Ketika pembawa acara menyebutkan bahwa ia berperan dalam pengadaan Seulawah RI-001, para tamu undangan berdiri dan memberikan tepuk tangan panjang, simbol penghormatan kepada seorang rakyat jelata yang memberi lebih banyak dari yang mampu diberikan negara.

Tetap Mengudara dalam Ingatan

Meski tubuh asli Seulawah tak lagi mengudara, jejaknya diabadikan melalui Monumen Pesawat Seulawah di Blang Padang, Banda Aceh, yang diresmikan pada Senin, 30 Juli 1984 oleh Panglima ABRI Jenderal Leonardus Benjamin (LB) Moerdani. 

Halaman:

Tags

Terkini