Visi Jam Tangan Richard Mille
Pengalaman panjang Richard Mille menangani proyek-proyek besar kronograf jam tangan membuatnya merasa jam tangan yang ada di pasaran belum memenuhi obsesinya pada desain, ergonomi atau penyesuaian antara pekerja dan pekerjaan, hingga teknologi tingkat tinggi.
Richard Mille berniat mendirikan perusahaan jam tangan sendiri. Ia kemudian menemui Dominique Guenat tahun 1998, pemilik jam tangan Montres Valgine.
Keduanya memiliki ketertarikan yang sama pada mobil balap, aeronautika, dan mekanik akhirnya mereka bersepakat berkolaborasi. Kemudian Lucien Tissot, seorang pengacara yang berpengalaman dalam industri jam tangan ikut bergabung dalam proyek tersebut.
Baca Juga: Dentuman Hidup Ozzy Osbourne, Pangeran Kegelapan Pengusung Heavy Metal yang Ngerock Hingga Ajal
Sejak hari pertama, Richard Mille bukan sekadar masuk ke pasar jam mewah, melainkan menciptakan kelas baru, ultra-luxury watch alias jam tangan ultra mewah.
"Sudah lama saya ingin meluncurkan merek saya sendiri. Saya ingin menciptakan model bisnis baru yang jauh dari strategi pemasaran tradisional, sesuatu yang benar-benar orisinal," kata Mille.
"Tujuan saya adalah menciptakan segmen mewah ultra-high-end baru dalam bisnis jam tangan mewah, dan saya sangat ingin tahu apa yang bisa dihasilkan darinya,” lanjutnya.
Baca Juga: Indonesia Pernah Hampir Punya Nuklir di Era Soekarno, Bikin Negara Tetangga Ketar-ketir
Prototipe jam tangan yang mereka desain diuji dengan sangat ketat. pada tahun 2001 meluncurlah RM 001 Tourbillon, seri perdana yang hanya dibuat 17 unit. Desainnya langsung ikonik karena berbentuk tonneau ergonomis dilengkapi sekrup torsi khas.
Jam tangan ini langsung menarik perhatian publik bukan saja karena harganya yang mencapai USD135 ribu, namun juga karena materialnya, seperti titanium, logam yang ringan namun kokoh.
Arloji pertama dilengkapi dengan dinamometer, yang mengukur torsi, dan jarum penunjuk torsi. Arloji ini memiliki cadangan daya 72 jam, sementara jam tangan standar 48 jam, menurut perusahaan.
Oliver Müller, pendiri LuxeConsult yang berbasis di Swiss, mengingat bagaimana arloji tersebut mengguncang industri.
"Harganya sangat tinggi sehingga banyak orang yang terkejut dan bertanya kepada Richard Mille, 'Mengapa Anda menjualnya di atas Patek Philippe yang masih dianggap sebagai Rolls-Royce-nya jam tangan? Dia menjawab, 'Sangat mudah, karena kami tidak bersaing dengan Patek Philippe, atau dengan siapa pun'. Itu adalah pernyataan yang cukup berani," ujar Oliver.