kontekstory

Mengenang Sepak Terjang K'tut Tantri, Warga Amerika yang Berjuang di Pertempuran Surabaya 10 November 1945

Minggu, 24 Agustus 2025 | 09:15 WIB
Presiden Soekarno Bersama Muriel Stuart Walker alias Ni K’tut Tantri, warga Amerika kelahiran Skotlandia, Inggris Raya, yang ikut terlibat Pertempuran Surabaya. (Tangkapan Layar - Ist)

Dianggap berbahaya, Belanda menyiapkan hadiah 50.000 gulden untuk siapa saja yang bisa membawa Tantri ke markas besar tentara Belanda di Surabaya.

Tantri pun menjawab sayembara menggiurkan itu melalui siarannya di radio. "Kalian tahu, uang gulden Belanda kini tidak laku lagi di Indonesia," kata dia.

Disebutkannya, Indonesia sudah mempunyai mata uang sendiri. “Tetapi jika Belanda mau menyumbangkan setengah juta rupiah pada bangsa Indonesia sebagai dana perjuangan kemerdekaan, saya bersedia datang sendiri ke markas besar kalian," tantang Tantri, mengutip buku biografinya.

Siaran orasinya yang paling termasyur ialah ketika berlangsungnya perang 10 November 1945. Di tengah perang, ia dengan tegas menyampaikan pidato bahasa Inggrisnya.

Baca Juga: Mengenal Nostradamus, Peramal Asal Prancis yang Meramal Perang Dunia III Mulai dari Timur Tengah, Kini Pecah Perang Iran versus Israel

"Aku akan tetap dengan rakyat Indonesia, kalah atau menang. Sebagai perempuan Inggris, barangkali aku dapat mengimbangi perbuatan sewenang-wenang yang dilakukan kaum sebangsaku dengan berbagai jalan yang bisa kukerjakan,” cetusnya.

Indonesia pun banjir dukungan. Buruh pelabuhan Australia misalnya, mereka menolak mengangkut logistik untuk pertempuran ke Indonesia.

Purnawan Basundoro, menuturkan, ketika Tantri melihat Inggris semakin membabi buta, ia mengajak sejumlah perwakilan negara asing yang ada di Kota Surabaya untuk siaran Bersama.

“Diajaklah (konsulat) Denmark, Swiss dan kemudian Rusia (Uni Soviet). Mereka siaran bersama memprotes apa yang dilakukan oleh Inggris di Surabaya,” katanya.

Momen bersejarah ini membuat K'tut Tantri mendapat julukan "Surabaya Sue" alias penggugat dari Surabaya.

Akibatnya militer Inggris mendapat banyak tekanan dari dunia untuk segera menghentikan aksi militernya di Surabaya. Tekanan itu akhirnya dipenuhi Inggris setelah belasan ribu orang tewas dalam pertempuran Surabaya.

Baca Juga: Jejak 'Korupsi Sejarah' Nugroho Notosusanto di Era Orde Baru, Fadli Zon Mengikuti?

Dikenalkan Bung Karno: Kenali K'tut Tantri dan Jagalah Dia dengan Nyawa Kalian

Selepas perang besar di Surabaya, Tantri ikut dalam perjalanan keliling bersama tokoh-tokoh perjuangan. Ia juga sering mengisi artikel sebagai wartawan.

Presiden Soekarno pernah berpidato di hadapan rakyat di salah satu kota yang disinggahinya. Tantri dikenalkannya secara khusus.

"Kuperkenalkan saudara K'tut Tantri dari Pulau Bali. Saudara K'tut ini warga Amerika kelahiran Inggris, tetapi ia lebih Indonesia daripada Inggris dan Amerika,” ucap Soekarno.

Halaman:

Tags

Terkini