KONTEKS.CO.ID - Namanya Riwu Ga. Umurnya baru 27 tahun, buta huruf pula. Tetapi jika tak ada Riwu Ga, mungkin sejarah Indonesia tidak seperti yang kita ketahui saat ini.
Ini tidak berlebihan. Tanpa nyali besar Riwu Ga, mungkin rakyat Jakarta tidak tahu bahwa Dwitunggal Soekarno-Hatta sudah membacakan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Lebih jauh lagi, jika bukan karena Riwu Ga, mungkin Soekarno bukan proklamator sekaligus presiden pertama RI karena akan dibuang ke Australia.
Anak Pulau Sabu, NTT, ini punya peran penting dalam masa-masa menjelang Indonesia mendeka hingga proklamasi kemerdekaaan RI.
Pada 6 September 2004, putri Soekarno, Megawati Soekarnoputri, mengatakan bahwa Riwu Ga adalah "sekrup kecil yang sangat menentukan ketika sejarah menemukan jalannya".
Riwu Ga adalah orang terdekat - istilahnya ring 1 - Soekarno yang mendampingi pasang surut sang proklamator menjalani pembuangan mulai dari Ende sampai Bengkulu, hingga menjadi orang nomor satu di negeri ini.
Saking pentingnya peran Riwu Ga, penulis otobiografi Soekarno dari AS, Cindy Adams, sampai harus bersedia menunggu Riwu Ga yang diterbangkan dari NTT ke Jakarta demi menyelesaikan bukunya. Bahkan sejumlah pejabat di NTT sampai harus pontang-panting mencari keberadaannya.
Soekarno tegas mengatakan, semua cerita semasa perjuangan kemerdekaan Indonesia, terutama periode 1934-1945, baru bisa ditulis oleh Cindy setelah dikonfirmasi oleh Riwu Ga, orang terdekatnya. Bagi Soekarno, Riwu Ga lebih dari pelayan. Ia adalah pengawal, sahabat, sekaligus saudara Soekarno.
Keberadaan Riwu selama 18 hari di Jakarta inilah yang menjadi materi pelengkap bagi Cindy Adams menulis bukunya yang laris manis: Sukarno, an Authobiography as Told to Cindy Adams.
Tapi Riwu cukup tahu diri. Sadar bahwa dirinya tak bisa baca tulis, ia memilih menepi sejak Soekarno naik ke tampuk pemerintahan. Ia pulang ke kampung halamannya dan memilih jalan sunyi sebagai petani.
Baca Juga: GANEFO, Olimpiade Ciptaan Soekarno yang Kontroversial, Bukti Ada Politik dalam Olahraga
Selama puluhan tahun ia menutup rapat kisahnya. Tidak ada yang tahu bahwa Riwu Ga adalah orang terdekat Soekarno selama 14 tahun yang mengalami rumah tangga Sang Putra Fajar mulai dari Inggit Garnasih hingga Fatmawati.
Bahkan anak-anaknya pun baru tahu kedekatan ayahnya dengan Bung Karno setelah jurnalis kawakan Peter A Rohi (almarhum) berhasil menemukan keberadaan Riwu di pedalaman hutan Pulau Timor pada Agustus 1991. Di saat itulah, setelah 'dipaksa' secara tradisional, Riwu Ga bersedia menceritakan pengalamannya sebagai orang terdekat Bung Karno.