• Minggu, 21 Desember 2025

Benny Moerdani, Raja Intel 'Anti Islam' yang Pernah Bantu Taliban, Saat Meninggal Sempat Dikafani dan Dibacakan Yasin

Photo Author
- Selasa, 7 Januari 2025 | 09:00 WIB
Benny Moerdani pernah memimpin operasi pengiriman bantuan senjata keoada pejuang Taliban di Afganistan. (Gusdur.net)
Benny Moerdani pernah memimpin operasi pengiriman bantuan senjata keoada pejuang Taliban di Afganistan. (Gusdur.net)

Saat itu Adnan masih tinggal di Singapura. Sebulan kemudian, Adnan mengonfirmasi lagi perkataan Benny. Tak lupa Adnan minta izin untuk menyampaikan wasiat Benny tersebut kepada Hartini, istri Benny. Benny pun memperbolehkan.

"Kalau saya ngomong pas Bapak meninggal, tidak ada saksinya," kata Adnan dan Benny menjawab, "Iya, kamu ngomong lah."

Baca Juga: Buronan Legendaris Eddy Sampak: Perampok Tersadis Bunuh 4 Tentara, Buron 22 Tahun, Tertangkap Saat Sudah Jadi Tokoh Agama

Sebulan kemudian, Adnan pun menyampaikan wasiat itu kepada Hartini. Hartini yang juga mantan pramugari Garuda tidak banyak berkomentar. Ia hanya berkata, "Terserah Benny lah." Adnan pun lega.

Benny lebih lanjut mengatakan kepada Adnan, jika saat jenazahnya dikafani, ia meminta Adnan untuk membacakan surat Yasin. "Kalau Tina (istri Adnan, Agustina Cholida Soetomo Soemowardoyo) ada, dia baca syahadat 25 kali," ujar Benny kepada Adnan.

Pada 2004 atau sekitar 24 tahun setelah Benny mengucapkan wasiatnya kepada Adnan, ajal akan menjemput Benny di RSPAD Gatot Soebroto, Jakata. Adnan sedang berada di New York saat Ria, putri semata wayang Benny dan Hartini, menelponnya dan mengabarkan bahwa ayahnya kritis.

Adnan pun bergegas kembali ke Jakarta. "Saya datang ke RSPAD pukul 20.00 WIB dan terus menunggu Pak Benny sampai dia meninggal dan membacakan sahadat sampai hembusan nafas terakhirnya," ujar Adnan dalam biografinya.

Baca Juga: Menteri Jusuf Muda Dalam: Terlibat Skandal dengan Banyak Perempuan, Koruptor Pertama Indonesia yang Divonis Mati

Beberapa jam sebelum Benny wafat pada 29 Agustus 2004, Try Soetrisno hadir di kamar perawatan Benny. Try yang melihat Adnan dan istrinya, Tina, sedang membacakan Yasin dan syahadat pun bertanya kepada Hartini.

"Bu Benny, ini Tina baca Yasin boleh?" tanya Try. "Boleh," jawab Hartini. Try pun menyilakan Tina terus membacakan Yasin.

Persoalan muncul ketika seorang pastor datang ke RSPAD Gatot Soebroto tak lama setelah Benny wafat. Sang Pastor kaget melihat Benny dikafani. "Ini amanat," kata Hartini yang merupakan penganut Katolik taat.

Sang Pastor bereaksi, "Oh ya, dikafani?" Hartini membalas, "Dikafani dan dimandikan secara Islam."

Baca Juga: Mikhail Kalashnikov, Pencipta Senapan Serbu 'Sejuta umat' AK-47 yang Merasa Berdosa di Akhir Hidupnya

Pastor bertanya lagi, "Bukan pakai celana dan jas ya?" Hartini diam saja. Selain pastor dan Hartini, di ruangan itu ada pula Adnan, Tina, Ria, mantan Panglima TNI Laksamana Widodo AS, dan Robby "Ketek" Sumampouww.

Widodo ikut menjelaskan bahwa itu semua permintaan Benny sendiri. Sang pastor bergeming. Hartini pasrah, lalu berkata kepada Adnan untuk mengalah. Kafan pun dilepaskan dari jenazah Benny dan diganti dengan seragam dinas militernya, lengkap dengan bintang empat di pundak. Jenazah pun dimasukkan ke dalam peti.

Benny akhirnya dimakamkan di TMP Kalibata sesuai dengan agama di KTPnya, Katolik.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Jimmy Radjah

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X