Baca Juga: Kisah Gusti Nurul, Kembang Mangkunegara Pujaan Tentara, Sultan, Hingga Perdana Menteri dan Presiden
Anggota dari Seluruh Dunia
Namun lama-kelamaan, anggota Satudarah MC mulai mengubah diri. Terutama di Belanda.
Mengutip dari situs resmi Satudarah MC, geng motor ini telah melebarkan sayap hingga ke Kanada, Malaysia, Singapura, Thailand, Curacao, Maroko, Suriname, Swiss, Turki, dan juga negeri asalnya, Indonesia.
Di Indonesia, Satudarah resmi berdiri pada Agustus 2012 lalu berkembang ke sejumlah kota besar seperti Jakarta, Bali, dan Maluku.
Baca Juga: Sejarah Sepak Bola: Awal Mula Dimainkan, Pernah Jadi Olahraga Terlarang, Kini Terpopuler di Bumi
Satudarah MC memiliki 44 cabang di seluruh Belanda. Baru-baru ini membuka klub baru di Belgia, Prancis, Spanyol, Indonesia, Malaysia, Denmark, Swedia, Jerman, Maroko, Norwegia, Singapura, Thailand, Curacao, Suriname, Swiss, dan Kanada.
Tetapi akibat kekhawatiran pihak kepolisian Australia dengan sederet tindakan kriminalitas yang dilakukan oleh geng motor Satudarah, geng motor ini akhirnya dibubarkan.
Pembubaran ini sudah terjadi sejak 11 Januari 2016 di Sydney. Begitu juga dengan cabang di Turki.
Baca Juga: Tan Malaka Ahli Penyamaran: 22 Tahun dalam Pelarian, 23 Nama Samaran
Tetap Kental Tradisi Maluku
Klub motor mempertahankan pedoman pada nilai-nilai budaya Maluku. Moto mereka adalah Lawamena Halulua artinya Jaga Muka Sapa Pele Kita Sapu Bersih.
Bahkan klub motor ini mewajibkan anggota baru untuk memahami sejarah Maluku sebelum resmi bergabung. Aturan ini berlaku bagi calon anggota dari berbagai negara.
Dalam dokumenter Satudarah One Blood, terlihat setiap seremoni yang kental dengan tradisi Maluku.
Tarian perang adat Maluku, musik, dan bahasa yang dikultuskan, begitu kental nuansa Maluku dalam kehidupan klub tersebut.
Baca Juga: GANEFO, Olimpiade Ciptaan Soekarno yang Kontroversial, Bukti Ada Politik dalam Olahraga
Banyak orang Eropa yang tertarik menjadi anggota karena melihat solidaritas dan semangat kesatuan dalam filsafat Satudarah.
Dalam buku Religious Violence and Conciliation in Indonesia karya Sumanto Al Qurtuby, orang Maluku mengenal istilah Gandong yang artinya rahim.
Sebuah janji selalu mengikuti Gandong yaitu darah satu darah semua, mati satu mati semua. Darah menjadi simbol yang mempersatukan orang Maluku.
Baca Juga: Kisah Sedih di Balik Kesuksesan Alfred Bernhard Nobel: Pacar Dihamili Orang, Mati Dalam Kesendirian
Tidak peduli warna kulit, latar belakang suku, agama. Wajah Maluku dan wajah Eropa bersatu, mereka menutup pertemuan dengan teriakan lantang.
“Satu Darah Tetap. Tetap Satu Darah!”
Geng Satudarah di Indonesia
Di Indonesia, geng motor Satudarah nampaknya juga sangat berkembang. Geng motor ini mengklaim mereka jarang melakukan tindakan kriminal seperti yang ada di luar negeri.
Baca Juga: Mitos Babi Ngepet, Pesugihan Modern yang Lahir dari Kecemburuan Sosial
Seperti yang terlihat dalam artikel berjudul 'Perkenalkan Kami Satudarah Jakarta, Beda' di website Rules, Skills, Attitude. Bahkan Satu Darah di Indonesia ini ikut serta dalam mengkampanyekan tertib lalu lintas dan safety riding.
Bahkan saat pandemi, Satudarah MC Ambon mengelilingi kota Ambon untuk memberikan sejumlah bantuan dan memberikan masker kepada orang-orang yang membutuhkan
Selain itu, Ketua Satudarah mengatakan kepada media jika yang mereka lakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat.
Baca Juga: Nestapa The Sin Nio, Mulan Versi Indonesia yang Jadi Gelandangan di Akhir Hidupnya
Terlepas dari citra Satudarah sebagai klub yang dekat dengan kriminal namun, mereka banyak melakukan kegiatan sosial.
Di Indonesia, klub ini berusaha mengubah stigma masyarakat dengan citra Satudarah yang telah melekat selama ini.***
Artikel Terkait
Bobby Nasution Sampai Ikut Patroli Malam Hari untuk Antisipasi Geng Motor
Video Viral Geng Motor Teror Warga di Dago Bandung Pakai Senjata Tajam
Film Vina Sebelum 7 Hari, Banjir Kontroversi, Ancaman, dan Air Mata Keluarga Korban Geng Motor
Plot Twist Linda Sahabat Vina Soal Eki, Egy, Geng Motor, dan Pembunuhan di Cirebon
Speedboat Meledak, Cagub Maluku Utara Benny Laos Tewas