• Minggu, 21 Desember 2025

Kisah Gusti Nurul, Kembang Mangkunegara Pujaan Tentara, Sultan, Hingga Perdana Menteri dan Presiden

Photo Author
- Rabu, 19 Juli 2023 | 15:58 WIB
Gusti Nurul, Kembang Istana Mangkunegara. Foto: Istimewa
Gusti Nurul, Kembang Istana Mangkunegara. Foto: Istimewa

Baca Juga: Barisan Terate, Pasukan Khusus Pelacur dan Maling Penghancur Daya Tempur Belanda

Alasannya sederhana, "Karena Beliau telah memiliki istri bahkan selir," kata Gusti Nurul dalam buku biografinya "Gusti Nurul: Streven naar Geluk" (Mengejar Kebahagiaan).

Gusti Nurul tentu tahu bahwa Sultan Hamengkubuwono IX sudah punya istri. Pantang baginya, seorang perempuan berpendidikan tinggi di zaman kolonial, mau dimadu seperti yang dialami Kartini.

Dua Pemuja Rahasia Sang Putri

Ada seorang pemuja Gusti Nurul yang cukup unik, dia juga pembesar negeri ini. Nama orang itu adalah Sutan Sjahrir.

Baca Juga: Maung Bikang, Laskar Mojang Bandung yang Bikin Ciut Nyali Penjajah

Setiap kali ada rapat kabinet di Jogjakarta, Perdana Menteri RI yang pertama ini selalu mengutus sekretaris pertamanya, Siti Zubaidah Usman, ke Pura Mangkunegara. Tujuannya tak lain untuk mengantarkan hadiah yang dibelinya di Jakarta.

Hadiah dari Sjahrir biasanya berupa kain sutra, tas, atau jam tangan. Setiap memberikan hadiah, Sjahrir juga melampirkan sepucuk surat di dalamnya. Gusti Nurul rajin membalas surat dari Sjahrir.

Meski tampak jatuh hati, Sutan Sjahrir yang juga pendiri Partai Sosialis Indonesia (PSI) itu tak pernah menyambangi Gusti Nurul ke Pura Mangkunegara.

Baca Juga: Unik, Ternyata Candu Pernah Jadi Sumber Devisa Indonesia, Begini Ceritanya

Namun setelah Gusti Nurul menikah, Sjahrir pernah datang ke sana. Gusti Nurul mengaku ketika sesi foto bersama, Sjahrir selalu mengambil posisi ada di dekatnya. Namun suaminya tidak cemburu.

Gusti Nurul pernah mendapat undangan dari Presiden Soekarno ke Istana Cipanas. Ia datang bersama ibunya, Gusti Kanjeng Ratu Timur.

Di Istana Cipanas, Presiden Soekarno meminta pelukis Basuki Abdullah untuk melukis Gusti Nurul. Bung Karno memajang lukisan sang putri raja di ruang kerjanya.

Baca Juga: Jarang Terungkap! Peran Penting Polisi Menumpas G30S PKI di Surakarta

"Menurut kabar beberapa orang, Bung Karno pun menaruh simpati kepadaku. Namun aku sendiri tak pernah mendengar pernyataan ungkapan isi hati Bung Karno. Aku mendengar hal itu dari Bu Hartini, istrinya. Menurutku Bung Karno hanya sebatas mengagumi saja," ungkap Gusti Nurul dalam bukunya.

-
Buku Biografi Gusti Nurul. Foto: Istimewa

Setelah Gusti Nurul menikah, Bung Karno sering berkelakar bahwa dia kalah cepat dari suami Gusti Nurul.

Letkol yang Beruntung

Lalu siapa lelaki yang sangat beruntung mempersunting Sang Putri? Dia adalah Raden Mas Sujarso Surjosurarso, seorang duda satu beranak satu.

Surjo bukan pejabat tinggi negara macam Soekarno atau Sjahrir. Ia juga bukan Raja seperti Sultan Hamengkubuwono IX.

ernerBaca Juga: Cerita Tentang Werner Verrips, Agen CIA Perampok Javasche Bank Surabaya yang Tewas Misterius

Surjo merupakan Kepala Inspektorat Kavaleri Angkatan Darat yang pertama. Pangkatnya letnan kolonel.

Meski bukan pejabat tinggi, Surjo bukan perwira militer sembarangan. Ia lulusan Akademi Militer Kerajaan Belanda di Breda dan pernah beberapa tahun berdinas di tentara Kerajaan Belanda. Dia pernah bertugas di batalyon di Bandung dan selanjutnya pindah lagi ke Batalyon Infantri di Bogor.

Hari Patah Hati Nasional Pertama

Tanggal 24 Maret 1954 mungkin menjadi adalah hari patah nasional pertama di negeri ini. Di tanggal itulah Gusti Nurul resmi menjadi istri Letkol Surjo.

Baca Juga: Kisah Receh Raja Intel Benny Moerdani Mengerjai Jenderal Tjokropranolo

Setelah menikah dengan Suryo, Gusti Nurul meninggalkan kehidupan keraton. Ia meninggalkan Komplek Istana Mangkunegara, meninggalkan abdi dalem yang begitu setia, meninggalkan suasana keraton yang begitu mewah.

Ia mengikuti tugas suami dan tinggal di rumah dinas. Gusti Nurul begitu menikmati kehidupan barunya karena mendapat perlakuan yang sama dengan istri-istri prajurit lainnya. Tidak ada lagi yang memanggilnya Gusti, yang ada hanya Ibu, Jeng, atau Mbakyu.

Gusti Nurul setia mengikuti suaminya yang sering berpindah-pindah dinas. Mereka sempat pindah ke Amerika Serikat saat sang suami menjadi Atase Militer di Washington DC. Kemudian Gusti Nurul memilih tinggal bersama suaminya di Bandung.

Baca Juga: Paradoks Luhut Panjaitan: Tak Pernah Telat Naik Pangkat, Namun 'Nangis' di Jabatan

-
Gusti Nurul yang terlihat cantik di masa tuanya. Dia berpulang tahun 2015 dalam usia 94 tahun.

Gusti Nurul meninggal dunia pada 10 November 2015 di Bandung. Kembang Mangkunegara ini tutup usia di umur 94 tahun dengan meninggalkan tujuh orang anak, 14 cucu, dan satu cicit.***

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Jimmy Radjah

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X