• Senin, 22 Desember 2025

Kisah Gusti Nurul, Kembang Mangkunegara Pujaan Tentara, Sultan, Hingga Perdana Menteri dan Presiden

Photo Author
- Rabu, 19 Juli 2023 | 15:58 WIB
Gusti Nurul, Kembang Istana Mangkunegara. Foto: Istimewa
Gusti Nurul, Kembang Istana Mangkunegara. Foto: Istimewa

KONTEKS.CO.ID - Majalah legendaris Life Magazine edisi 25 Januari 1937 memajang foto seorang putri bangsawan dari Hindia Belanda. Dia adalah putri dari Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara VII dan Gusti Kanjeng Ratu Timur.

Nama lengkap sang putri adalah Gusti Raden Ayu Siti Nurul Kamaril Ngasarati Kusumawardhani atau biasa dipanggil Gusti Nurul. Ia lahir di Surakarta pada 17 September 1921.

Daftar Isi:

 

 

 

 



Di majalah itu, foto sang putri tampak tengah menari dengan gemulai. Saat itu usianya baru 15 tahun.

Baca Juga: Nestapa The Sin Nio, Mulan Versi Indonesia yang Jadi Gelandangan di Akhir Hidupnya

Sang Putri menari disaksikan oleh Ratu Belanda Wilhelmina beserta para raja dan ratu dari berbagai negara.

Gusti Nurul ikut pementasan tari di Belanda sebagai kado untuk pernikahan Putri Juliana dengan Pangeran Bernhard.

-
Gusti Nurul menari Sari Tunggal sebagai kado pernikahan Juliana-Bernhard. (Foto: kitlv)

Gusti Nurul bersama ayah dan ibunya memang mendapat undangan khusus ke Belanda oleh Ratu Wilhelmina. Ratu Belanda mengundang mereka hadir di acara pernikahan kenegaraan.

Baca Juga: Sejarah Rumah Sriwijaya: Monumen Keteguhan Hati Bu Fat yang Menjadi Cagar Budaya

Sebagai kado dari Mangkunegara untuk Putri Juliana dan suami, Gusti Nurul menari dengan diiringi musik gamelan yang dimainkan langsung dari Istana Mangkunegara, Solo.

Musik gamelan tersebut disiarkan langsung melalui radio di Solo. Di saat bersamaan, di Istana Mangkunegara adik Gusti Nurul ikut menari sebagai pedoman bagi para pemain gamelan agar seirama dengan gerakan Gusti Nurul yang sedang menari nun jauh di Belanda.

Pementasan tari Gusti Nurul itu kemudian ramai menjadi warta di surat kabar Belanda. Berbagai media mengulas "sebuah seni tari dari Timur Jauh dibawakan dengan sangat elok oleh seorang putri raja" telah memukau mata banyak orang Eropa pada saat itu.

Baca Juga: Jarang Ada yang Tahu! Tiga Kota Ini Punya Penganut Agama Yahudi Terbesar di Indonesia

Kembang Mangkunegara yang Multitalenta

Nama Gusti Nurul kemudian melejit dan dikenal luas seantero Hindia Belanda. Kepandaiannya dalam lenggok tari, pun paras wajahnya yang sangat cantik membuat banyak pria kesengsem.

Tak hanya pandai menari, gadis cantik ini juga punya kegemaran berkuda.

Setiap sore saat Sang Putri sedang latihan berkuda, banyak lelaki yang berkerumun. Mata para lelaki itu tak berkedip melihat Gusti Nurul yang sedang berkuda.

Baca Juga: Tradisi Mudik Ada Sejak Era Majapahit, Awalnya Tidak Terkait Idul Fitri

Gusti Nurul memang multitalenta. Selain pintar menari dan jago berkuda, Kembang Mangkunegara ini juga menonjol dalam kemampuan sastra.

Tak hanya itu, sang putri juga sangat mendalami ilmu jamu-jamuan dan kosmetik tradisional. Itu sebabnya kecantikannya selalu terjaga secara alami.

Dalam buku "Kecantikan Perempuan Timur", Martha Tilaar menjelaskan bahwa Gusti Nurul sedari muda memang sudah mempelajari soal jamu dan kecantikan. Martha Tilaar sendiri yang terkenal sebagai pakar kecantikan Indonesia pun mengaku belajar dari seorang Gusti Nurul.

Baca Juga: Semarak Lebaran di Era Kolonial Pernah Jadi Silang Sengketa Elite Belanda, Ini Penyebabnya

Tolak Pinangan Pembesar Beristri

Kecantikan dan berbagai talenta sang putri raja itu tidak hanya membuat lelaki-lelaki kebanyakan terpesona.

Banyak nama besar pemimpin negeri ini yang jatuh hati padanya. Mulai dari panglima tentara, Sultan, Perdana Menteri, dan bahkan presiden pun jatuh hati kepadanya.

Beberapa pangeran dari Keraton Surakarta juga menaruh hati pada Gusti Nurul, salah satunya Kolonel Gusti Pangeran Haryo Djatikusumo. Djatikusumo adalah Kepala Staf Angkatan Darat Indonesia yang pertama.

Baca Juga: Dua Dunia Ratmi B29: Veteran Perang Peraih Bintang Gerilya Hingga Ratu Panggung Hiburan

Sang Kolonel mencoba meminangnya, tapi Gusti Nurul memiliki prinsip antipoligami. Ia menolak pinangan Djatikusumo yang saat itu telah beristri. Meski hidup dan besar di lingkungan keraton yang kental dengan tradisi selir, Gusti Nurul teguh memilih jalan hidup dengan pemikiran yang melampaui zamannya, yaitu menolak dipoligami.

Tak hanya panglima tentara, sejumlah nama besar lainnya juga pernah jatuh hati padanya.

Ada nama Sultan Hamengkubuwono IX yang sudah memiliki beberapa istri berniat juga untuk meminangnya. Gusti Nurul bergeming, ia menolak tatkala ayahnya mengatakan bahwa Hamengkubuwono IX berniat untuk meminangnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Jimmy Radjah

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X