• Senin, 22 Desember 2025

Salim Group, Raksasa Ekonomi yang Pernah Berada di Titik Terendah Bisnis, Politik, dan Krisis

Photo Author
- Sabtu, 22 Februari 2025 | 20:15 WIB
Para pendiri Salim Group dalam frame foto. (Tangkapan Layar Youtube)
Para pendiri Salim Group dalam frame foto. (Tangkapan Layar Youtube)

BCA mengalami kerugian terbesar, dengan 122 kantor cabang rusak. Rinciannya, 17 terbakar habis, 26 dirusak dan dijarah, serta 75 mengalami kerusakan ringan. Sebanyak 150 ATM dihancurkan,\ dan mengakibatkan kerugian Rp3 miliar.

Tak hanya BCA, Indofood juga terkena dampak. Pabriknya di Solo dijarah dan dibakar, mengakibatkan kerugian Rp42 miliar. Pusat distribusinya di Tangerang juga mengalami nasib serupa. Hanya Indocement yang relatif bertahan.

Baca Juga: Rukmini, Tunangan Pierre Tendean yang Butuh Waktu Move On 7 Tahun

Namun, dampak terparah terjadi di sektor perbankan. Seminggu setelah Soeharto lengser, BCA diambil alih oleh pemerintah melalui Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sebagai Bank Taken Over (BTO) guna menyelamatkan operasionalnya.

Sejak saat itu, BCA bukan lagi milik keluarga Salim. Untuk membangun kembali bisnisnya, Salim hanya bisa mengandalkan Indofood.

Kini, 25 tahun setelah tragedi 1998, bisnis keluarga Salim kembali bangkit. Selain Indofood, mereka bahkan telah merambah sektor migas, konstruksi, dan perbankan.

Baca Juga: Mikhail Kalashnikov, Pencipta Senapan Serbu 'Sejuta umat' AK-47 yang Merasa Berdosa di Akhir Hidupnya

Menurut laporan terbaru, ekspansi bisnis Salim Group kini telah mencapai berbagai sektor strategis, termasuk teknologi dan energi terbarukan.

Sementara itu, diketahui bahwa Medikaloka Hermina berencana membangun rumah sakit bertaraf internasional di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), yang ditargetkan segera beroperasi.***

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X