KONTEKS.CO.ID - Irawati Puteri viral di dunia maya setelah unggahannya lolos pendidikan S2 di Stanford University, California, AS, direspons positif oleh warganet.
Terlebih, biaya S-2 Irawati Puteri ditanggung oleh negara melalui program beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Capaian Irawati Puteri menjadi viral karena latar belakangnya sebagai mantan Sales Promotion Girl (SPG) produk chicken nugget.
Baca Juga: Sejarah Baru, Batavia Madrigal Singers dan Jakarta Concert Orchestra Asal Indonesia Tampil di Hadapan Paus Fransiskus
Ira -sapaan akrabnya- mampu membuktikan kepada siapa di luaran sana bahwa ketidakmampuan ekonomi bukan pembenaran untuk patah arang mencapai cita-cita tinggi.
Dia menuturkan, dirinya tumbuh dalam keluarga dengan keterbatasan ekonomi sangat tinggi. Kedua orang tuanya hanya mengandalkan pekerjaan serabutan untuk membesarkan Ira dan dua saudara kandungnya.
Tetapi, Ira mengungkapkan, ayahnya selalu mendidik ketiga anaknya agar tidak mau kalah dengan keadaan. Inilah yang membuat Ira pantang mundur menggapai pendidikan yang lebih tinggi hingga akhirnya bisa meraih beasiswa LPDP di salah satu perguruan tinggi bonafid di AS.
Profil Irawati Puteri
Prestasinya mendapatkan beasiswa ternyata bukan kali ini saja. Beasiswa sudah didapatnya sejak menempuh pendidikan sekolah dasar (SD).
Ira juga tak ingin saudara-saudaranya putus sekolah. Karena itu, ketika adiknya putus sekolah lantaran tak ada biaya, dia bekerja dengan memberikan les.
Saat SMA, dengan prestasi-prestasinya yang didapatnya, Ira diberikan keringanan biaya sekolah. Dia pun mengikuti beragam perlombaan akademik dengan tujuan mencari rupiah.
Baca Juga: EIGER Ekspansi ke Swiss Jadi Pembuktian Produk Indonesia Bisa Bersaing di Dunia
Dan perlombaan yang diikuti akhirnya juga mengetok pintu kesuksesan bagi Ira.
Untuk mendapatkan uang, bukan hanya lomba akademik, Ira juga memiliki pekerjaan sampingan sebagai SPG produk chicken nugget.
Melalui akun Twitter pribadinya, Ira menceritakan alasan memilih bekerja sebagai SPG produk ayam olahan beku. Yakni, pekerjaan ini tidak membatasi tinggi badan.
Baca Juga: Majukan Indonesia, Bimasakti UGM Mulai Riset Teknologi Hybrid
Lebih lanjut dikatakan, saat itu tak ada banyak opsi pekerjaan sampingan di luar memberikan les. Dengan uang kerja kerasnya itu, Ira bisa membayar kontrakan rumah.
Ingin terus menempuh pendidikan lebih tinggi lagi, Ira memanfaatkan waktu senggangnya saat bekerja sebagai SPG dengan belajar. Harapannya bisa masuk ke perguruan tinggi.
Dengan kerja keras, dia berhasil lolos seleksi di Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran dengan jalur SBMPTN dan Fakultas Hukum Universitas Indonesia melalui jalur SIMAK UI.
Baca Juga: Cleaning Service Kembalikan Uang Rp44 Juta dan Ponsel yang Ditemukan di Stasiun Tugu Yogyakarta, Begini Kisahnya
https://twitter.com/irawatiputeri/status/1629473527903703040
Dihadapkan pada dua pilihan bagus, dia akhirnya memilih UI. Alasannya, jarak yang mudah ditempuh dan bisa berhemat biaya akomodasi.
Saat kuliah, Ira tercatat pernah menjadi Best Speaker pada lomba debat di Fakultas Hukum UI. Ini yang melatarbelakangi pemilihan jurusannya saat kuliah.
Baca Juga: Jakarta 100 Besar Kota Terbaik Dunia 2023, Ungguli Goteborg, Perth Hingga Marseille
Dia menuntaskan kuliah S1-nya selama 4,5 tahun dan meraup berbagai prestasi pada beragam kompetisi debat. Satu yang menonjol, Ira pernah menjabat sebagai Ketua Debat Hukum Organisasi Debat FH UI.
Lalu Ira bekerja menjadi Legal and Policy Manager di sebuah kantor firma hukum. Posisi ini dinikmatinya sejak kuliah di semester 7.
Orang Indonesia Pertama di Jurusannya
Baca Juga: Mobil Bertenaga Hidrogen Antar Mahasiswa ITS Juara di Jerman
Kini Ira menuju cita-cita yang lebih tinggi lagi. Dia menjadi mahasiswi jurusan International Comparative Education and International Education Policy Analysis.
Dia terbilang hebat. Sebab, jurusan itu hanya menerima sebanyak 20 mahasuswa per angkatan dari seluruh seluruh dunia. Ini jelas kebanggaan bagi dirinya dan Indonesia.
Ira juga menjadi mahasiswi Indonesia pertama yang berhasil masuk di jurusan itu. Dia sendiri bertekad membuat kebijakan pendidikan yang berfokus kepada masyarakat marjinal.
Baca Juga: Peneliti Enny Sudarmonowati Sabet Fulbright Visiting Scholar Program 2022
Dia ingin menggabungkan keilmuannya di bidang hukum untuk merancang kebijakan edukasi yang lebih berkualitas, mengerti akan konsep ketidakadilan dan kemiskinan struktural, multidisiplin, research-based, serta menyentuh sampai kepada akar rumputnya.
Demikian cerita perjuangan Ira, SPG chicken nugget kuliah S2 di Stanford University dengan biaya beasiswa LPDP. Semoga menginspirasi Anda semua. ***
Artikel Terkait
Beasiswa LPDP 2023, Pilih Jalur Kemenkeu atau Kemendikbudristek
Irawati Puteri Bukan Hanya Diterima S2 di Stanford University, tapi Juga Berkeley Law
Kuliah Gratis di Stanford, Coba Tips Lolos Beasiswa LPDP Ala Irawati Puteri
Jadi Syarat Pendaftaran LPDP Tahap 2, Apa Itu LoA dan Keuntungan Memilikinya
Kisah Irawati Puteri, SPG Chicken Nugget Lulus Stanford Law School Boyong Highest Pro Bono Distinction Award