• Minggu, 21 Desember 2025

Berawal dari Keluhan Petani di Jepang, Pemuda asal Lumajang Sukses Bertani di Negeri Sakura: Punya Lahan 20 Ha dan Omzet Rp3,5 M per Tahun

Photo Author
- Minggu, 26 Januari 2025 | 13:41 WIB
Yuanas, pemuda asal Lumajang, Jawa Timur, saat berada di gudangnya. Ia menjadi petani sukses di Jepang.  ( Dok pribadi Yuanas)
Yuanas, pemuda asal Lumajang, Jawa Timur, saat berada di gudangnya. Ia menjadi petani sukses di Jepang. ( Dok pribadi Yuanas)

KONTEKS.CO.ID - Berawal dari mendengar keluh kesah para petani Jepang yang umumnya sudah lanjut usia, Yuanas sukses bertani dengan omzet miliaran rupiah per tahunnya.

Berkarier sebagai petani sejatinya bukan impian ideal bagi Yuanas. Namun pertemuannya dengan gadis Negeri Sakura di Bali menuntunnya bekerja menggarap lahan di Jepang.

Ya, Yuanas bersua dengan Ichisawa Chikako sewaktu mereka ada di Bali. Kemudian ia berniat menikahi dan menetap dengan gadis pujaannya di Jepang.

Baca Juga: Saat Asyik Libur Panjang ke Luar Kota, Ini loh Cara Aman Menjaga Mobil di Rumah

Sebelum menggarap lahan pertanian, Yuanas datang menetap di Jepang awalnya bekerja di salah satu perusahaan yang menghasilkan dan menjual alat-alat pertanian.

Ia bekerja di salah satu showroom perusahaan tersebut selama 3 tahun. Sampai akhirnya sering mendapat curhatan dari para petani setempat.

“Dari sana saya menangkap ada peluang besar di bidang pertanian. Kemudian 6 tahun berikurnya saya memberanikan diri terjun di dunia pertanian,” kata Yuanas, mengutip laman PBNU, Minggu 26 Januari 2025.

Baca Juga: Ford Ranger XL: Pikap Double Cabin Tangguh dengan Mesin Diesel 2.0L Single Turbo

Kini ia berhasil menggarap 22 hektare lahan pertanian di Mito City, Ibaraki Ken. Dari lahan ini, Yuanas sanggup mendapatkan omzet miliaran rupiah setiap tahunnya.

“Alhamdulillah omzetnya sekitar 30 juta yen (Rp3,5 miliar) per tahun. Ada 20 hektare (ha) sawah dan 2 hektar ladang ubi jalar yang saya kerjakan bersama istri,” kata lanang asal Lumajang, Jawa Timur itu.

Yuanas Kerja Keras dan Belajar dari Pengalaman Membantu Kakek dan Pamannya

Mengenai ilmu bertaninya, Yuanas hanya mempraktikan apa yang dia pelajari sewaktu kecil dari kakek dan pamannya. Ia sering terjun membantu di sawah.

Baca Juga: Tips Menghilangkan Notifikasi Online di WhatsApp

Tetapi dengan semangat kuat, ia mempelajari secara otodidak cara bertani di Jepang. Ilmu itu Yuanas dapat dari pengalaman-pengalamannya bekerja di pertanian yang ia garap.

Mengenai penjualan hasil panennya, Yuanas mengatakan, sangat mudah menjual produk lahannya di Jepang. Hasil sawahnya terserap Jepang Agrycultural -salah satu koperasi pertanian di Jepang. Sementara panenan ubi jalar ia lempar ke pabrik sale ubi.

Yuanas dan istri awalnya tak punya lahan puluhan hektare. Awalnya cuma punya sawah 0,5 hektare, tapi ia fokus dengan pekerjaan yang dipilihnya itu. Jadi setiap tahun sanggupa melebarkan lahan pertaniannya lebih luas lagi.

Baca Juga: Apa yang Terjadi Jika Oli Gardan Mobil atau Motor Tidak Diganti?

“Untuk ke depannya insyaallah saya membutuhkan tenaga lagi. Sebab setiap 2-5 tahun lahan akan bertambah,” klaimnya.

Meski sukses di Jepang, Yuanas tetap tak melupakan kampung halamannya. Ia bercita-cita membagikan ilmu dan pengalamannya ke Tanah Air.

Karena itu, ia membutuhkan WNI yang serius ingin menggeluti usaha pertanian. Jadi ketika mereka kembali ke Indonesia bisa menerapkan sistem dan teknologi di Jepang.

Baca Juga: Ray Rangkuti Heran Citra Positif KPK Naik, Padahal Hanya Lakukan Pekerjaan Politik

“Sistem pertanian di Indonesia dan di sini berbeda, dari cara pengelolaan lahan, perawatan tanaman dan penanganan hasil produksi yang mengutamakan kualitas. Bukan hanya sekadar kuantitasnya saja,” tututnya.

Di gudang dekat rumahnya, Yuanas punya peralatan pertanian lengkap untuk mendukung pekerjaannya. Seperti traktor yang dalam 1 hari mampu membajak

Salah satunya traktor yang sanggup membajak sawah 3 hektare dalam waktu sehari. Ada juga Combine yang bisa memanen lahan 3 hektare dalam sehari.

Baca Juga: Serangga dan Ulat Sagu Sumber Protein Tinggi, Seberapa Aman Jadi Menu Makan Bergizi Gratis

Kemudan mesin tanam yang sehari bisa menyelesaikan penanaman seluas 3 hektare. Pun mesin oven padi dan penggilingan yang memproduksi 15-20 ton beras per hari.

Kini keluarga Yuanas bersama istri dan empat anaknya hidup sejahtera di Jepang. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X