“Karena sebagian juri berasal dari non-kesehatan, kami berupaya menyampaikan ide kedokteran dengan cara yang sederhana namun tetap ilmiah,” tambah Richard.
Selama proses kompetisi, tim memperoleh dukungan penuh dari Unpad, mulai dari izin keberangkatan, fasilitasi visa, hingga pendampingan akademik. Dengan waktu persiapan yang sangat terbatas, yaitu hanya 18 jam untuk menyusun konsep, membuat presentasi, dan menyiapkan simulasi, tim menghadapi tekanan luar biasa.
Meski demikian, mereka berhasil menyeimbangkan tanggung jawab akademik dengan kompetisi internasional, bahkan menyelesaikan tugas kuliah di tengah perjalanan pulang dari Rusia.
“Tanpa dukungan Unpad dan para dosen, kami tidak akan bisa sampai di titik ini,” kata Ketua Tim Tahu Sumedang, Marsha.
Bagi para anggota, kemenangan ini menjadi pengalaman berharga untuk memperluas wawasan dan jejaring global. Mereka belajar langsung dari peserta lintas negara, mulai dari mahasiswa pascasarjana hingga peneliti senior, yang memperkaya pemahaman mereka tentang potensi penerapan teknologi nuklir di bidang kedokteran.
“Kami berharap kemenangan ini membuka jalan bagi mahasiswa Unpad, khususnya di FK, untuk lebih mengenal dan mengembangkan bidang kedokteran nuklir, yang sebenarnya sudah menjadi keunggulan Unpad di tingkat nasional,” harapnya. ***
Artikel Terkait
Tak Hadir Seminar Tapi Unggah Story di Gym, Ikatan Alumni MPB UNPAD Desak Presiden Copot Zita Anjani
Zita Anjani Anak Siapa? Viral karena Bikin Kecewa Panitia Magpar Unpad 2025
Klarifikasi Zita Anjani Batal Jadi Keynote Speaker Seminar Nasional di Unpad, Berkilah Story di Gym Late Post yang Sudah Dijadwalkan
Guru Besar Unpad Sebut 4 Krisis Ini Sudah Cukup Jadi Alasan Prabowo Copot Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit
Guru Besar Unpad Sebut Pendapatan Masyarakat Adat Berpotensi Lebih Tinggi dari UMR