Cetak Sejarah Lolos Piala Dunia Catur 2025
Shafira menjadi pecatur pertama asal DIY yang mewakili Indonesia di ajang bergengsi tingkat dunia tersebut, Bunda.
"Belum ada pecatur DIY yang pernah lolos Piala Dunia. Shafira ini yang pertama. Gelar Master Internasional yang disandang Shafira juga yang pertama untuk DIY," ungkap Sekretaris Umum Pengda Percasi DIY, Jumariyanto.
Dalam Asian Zone 3.3 Chess Championship, Shafira termasuk peserta yang tidak diunggulkan. Pasalnya, dia hanya berada di urutan ke-20 dari puluhan peserta.
Namun, berkat strategi yang matang serta ketenangan, Shafira berhasil mengukir prestasi baru. Di kompetisi ini, ia bahkan bisa mengalahkan pecatur-pecatur ternama.
Baca Juga: Kolonel Inf Kurniawan Raih Gelar Prestisius CISA dari Universitas Pertahanan AS, Harumkan Indonesia
Setelah memastikan diri lolos Piala Dunia Catur, Shafira ingin terus mengejar mimpi besarnya.
"Saya bersyukur bisa main lolos di Piala Dunia. Target ke depan saya ingin secepatnya dapat gelar Women Grandmaster," kata Shafira.
Main Catur Sejak Usia 3 Tahun
Keberhasilan Shafira lolos ke Piala Dunia Catur 2025 tidak lepas dari peran orang tuanya. Ibunda Shafira, Dewi Rochana, mengatakan bahwa putrinya telah menggeluti catur sejak usia tiga tahun.
Shafira pertama kali dikenalkan catur oleh sang ayah, yang merupakan atlet catur era 2000-an.
"Kalau dari kecil memang ditanamkan (catur) sama bapaknya ke Shafira dan adik-adiknya dari umur 3 tahun. Karena dulu bapaknya pernah jadi atlet catur di Batam tahun 2000, kalau sekarang jadi pelatih," kata Dewi.
"Catur itu kan pakai notasi, jadi umur 2 tahun 4 bulan itu udah dimasukkan ke PAUD biar cepat nulisnya. Alhamdulillah umur sekitar 3,5 tahun sudah pintar baca tulis. Dikit-dikit diajarin catur, biar anak ini senang, alhamdulillah termasuk cepat dia belajarnya," sambungnya.
Menurut Dewi, Shafira sudah mulai mengikuti kompetisi catur sejak duduk di kelas 2 SD. Sejak saat itu, ia mulai rutin bermain catur hingga meraih banyak gelar dan dilirik oleh pelatnas.
"Sekitar umur kelas 2 SD ikut lomba pertama, waktu itu ada O2SN tingkat kecamatan kita ikutkan," ujar Dewi.
Baca Juga: Anggi Wahyuda, Pendaki Disabilitas yang Taklukan Everest Basecamp dan Buktikan Mimpi Tak Terbatas!
Artikel Terkait
Mahasiswa Undip Ubah Limbah Tahu Jadi Plastik yang Bisa Dimakan, Langsung Sabet Penghargaan
17 Anak Muda Indonesia Masuk Daftar Forbes 30 Under 30 Asia 2025, Siapa Saja?
Lukisan Boschbrand Karya Raden Saleh Muncul di MV Jin BTS Terbaru Bertajuk Don't Say You Love Me!
Langka! Damian Orlin Baskara, Anak Jogja Terima Sakramen Baptis di Vatikan hingga Swiss Guard Panggil Polisi untuk Verifikasi
Anggi Wahyuda, Pendaki Disabilitas yang Taklukan Everest Basecamp dan Buktikan Mimpi Tak Terbatas!
Profil Sherly Phangestu, Pencipta Plant Heroes yang Raih Distinguished Winner di Swift Student Challenge 2025
Kolonel Inf Kurniawan Raih Gelar Prestisius CISA dari Universitas Pertahanan AS, Harumkan Indonesia