KONTEKS.CO.ID - Alumnus Prodi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Fahrul Nurkolis berhasil menorehkan prestasi luar biasa di dunia penelitian.
Dia meneliti senyawa antidiabetes, dan antikanker yang dipublikasikan di lebih dari 105 publikasi jurnal internasional seperti Scopus.
Bahan penelitiannya berupa anggur laut, bawang dayak, dan bunga Echinacea. Dia pun mendapatkan hak paten untuk senyawa antikanker dan antidiabetes tersebut.
Baca Juga: Momen Gibran Becek-becekan Tinjau Lokasi Banjir di Bekasi, Netizen: Wapres Terbaik!
Atas penelitiannya, Fahrul Nurkolis mendapat penghargaan Medical Innovation Research in Health (MIRAH) Award dari Ikatan Dokter Indonesia.
Menurut peneliti berusia 24 tahun itu, Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang luas biasa dengan ribuan spesies tumbuhan yang berpotensi menjadi sumber obat alami.
Kata dia, sejumlah senyawa bioaktif dari tanaman asli Indonesia telah terbukti memiliki aktivitas farmakologis seperti, antiinflamasi, antimikroba, antidiabetes, dan antikanker.
Baca Juga: Pengakuan Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Usai Kepergok Ngungsi ke Hotel Saat Warganya Kebanjiran
"Banyak tanaman yang memiliki potensi sebagai bahan baku obat. Tantangannya adalah bagaimana riset ini bisa berlanjut hingga tahap produksi dan komersialisasi, sehingga manfaatnya bisa langsung dirasakan oleh masyarakat," ujarnya menukil keterangan tim Humas UIN Sunan Kalijaga, Rabu 5 Maret 2025.
Fahrul Nurkolis juga menjabat sebagai editor dan reviewer di jurnal ilmiah bereputasi Scopus Q1 & Q2 itu menyebut, dedikasinya menjadi inspirasi bagi generasi muda yang ingin berkarya di dunia sains dan inovasi teknologi kesehatan.
Fahrul membuktikan, bahwa riset berbasis bioinformatika mampu mengidentifikasi senyawa aktif yang memiliki potensi besar sebagai obat.
Baca Juga: Libur Sekolah Lebaran 2025 Jadi 28 Hari, Ini Tanggal Lengkapnya
Fahrul kini aktif mendorong hilirisasi riset farmasi berbasis bahan alam Indonesia.
"Kolaborasi akademik dan industri sangat penting untuk memastikan penelitian tidak hanya berhenti di laboratorium, tetapi bisa menjadi produk inovatif yang berdampak," ujarnya.
Artikel Terkait
Berawal dari Keluhan Petani di Jepang, Pemuda asal Lumajang Sukses Bertani di Negeri Sakura: Punya Lahan 20 Ha dan Omzet Rp3,5 M per Tahun
Veddriq Leonardo Terpilih sebagai Atlet Terbaik 2024 The World Games, Nyaris Dapat 80 Ribu Suara!
Annisa Lulusan Terbaik Fakultas Kedokteran Undip: Anak Buruh Harian dan Penjahit, Kuliah Modal Beasiswa Sana-sini
Canggih Gunakan AI, Tim Robotik MTs Negeri 1 Banjarnegara Juara di Singapura
Indonesia Raih Juara di Cheerleading Japan Open Championship 2025, Lawan 93 Atlet Dunia