• Minggu, 21 Desember 2025

Pertamina Temukan Harta Karun Terbesar dalam Satu Dekade, Berisi 724 Juta Barel Migas

Photo Author
- Rabu, 19 November 2025 | 16:18 WIB
Pertamina ungkap penemuan Migas yang disebu sebagai harta karun terbesar dalam satu dekade(Foto: iStockpoto)
Pertamina ungkap penemuan Migas yang disebu sebagai harta karun terbesar dalam satu dekade(Foto: iStockpoto)



KONTEKS.CO.ID - PT Pertamina (Persero) mengungkapkan temuan 'harta karun' berupa sumur berisi 724 juta barel migas.

Pertamina bahkan mengeklaim, temuan tersebut terbesar dalam 10 tahun atau satu dekade terakhir.

Wakil Direktur Utama (Wadirut) Pertamina, Oki Muraza mengatakan, temuan tersebut berupa migas nonkonvensional (MNK) dan yang terbesar di sektor hulu migas.

Baca Juga: Bank Indonesia Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi 2025 Tembus 5,5 Persen, Ini Dasarnya

"Di sektor hulu migas, kita berhasil menemukan the largest discovery dalam 10 tahun terakhir. Kita berhasil menemukan migas nonkonvensional atau MNK di WK Rokan," ungkap Oki dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Rabu 19 November 2025.

"Potensi temuannya mencapai 724 juta barel (barel setara minyak/BOE), itu hanya dari satu struktur," imbuhnya.

Menurut Oki, potensi migas unconventional di Indonesia jauh lebih besar dari itu.

"Ini merupakan salah satu penemuan conventional maupun unconventional terbesar di Pertamina Group," kata dia.

Baca Juga: BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 4,75 Persen, Ini Alasan Dewan Gubernur

Diungkapkan pula, temuan sumber migas baru tersebut pernah disampaikan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) pada November 2024.

Temuan itu berasal dari Sumur Gulamo DET-1, yakni sumur MNK pertama di Indonesia yang berhasil membuktikan adanya aliran hidrokarbon ke permukaan.

Sebagai informasi, MNK adalah migas yang terbentuk dan terkekang pada batuan reservoir berbutir halus serta berpermeabilitas rendah di dalam zona kematangan.

MNK akan ekonomis apabila diproduksi melalui pengeboran horizontal dengan menggunakan teknik stimulasi hydraulic fracturing, antara lain shale oil, shale gas, tight sand oil, tight sand gas, gas metana batu bara, dan methane-hydrate.

Baca Juga: Roy Suryo Angkat Bicara Soal WO Audiensi Komisi Percepatan Reformasi Polri

Sementara, Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini menjelaskan upaya melepas atau mengurangi ketergantungan impor LPG.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Lopi Kasim

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB
X