• Minggu, 21 Desember 2025

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat ke Rp16.320–Rp16.380 per Dolar AS, Pasar Tegang Menanti Keputusan The Fed

Photo Author
- Senin, 15 September 2025 | 10:15 WIB
Rupiah siap menguat! Hari ini diprediksi bergerak di Rp16.320–Rp16.380 per dolar AS, sambil pasar menanti keputusan The Fed dengan tegang. (Freepik.com)
Rupiah siap menguat! Hari ini diprediksi bergerak di Rp16.320–Rp16.380 per dolar AS, sambil pasar menanti keputusan The Fed dengan tegang. (Freepik.com)

KONTEKS.CO.ID - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini, Senin, 15 September 2025, diproyeksikan bergerak fluktuatif namun tetap punya peluang menguat di rentang Rp16.320–Rp16.380 per dolar AS.

Mengutip data Bloomberg, pada perdagangan akhir pekan lalu rupiah ditutup menguat 0,53% atau 86,5 poin ke posisi Rp16.375 per dolar AS.

Angka ini memberikan sinyal positif setelah beberapa pekan terakhir rupiah kerap tertekan.

Baca Juga: Ikrar Nusa Bhakti Ungkap Alasan Publik Sangat Nantikan Sosok Calon Kapolri

Sentimen Global: Inflasi AS Naik, Pasar Tenaga Kerja Melemah

Dari sisi eksternal, rupiah masih dipengaruhi dinamika ekonomi Amerika Serikat.

Inflasi konsumen AS pada Agustus tercatat naik 0,4%, sehingga inflasi tahunan mencapai 2,9%—tertinggi dalam tujuh bulan terakhir.

Namun, di sisi lain, pasar tenaga kerja menunjukkan tanda-tanda pelemahan.

Baca Juga: Ikrar Nusa Bhakti: Calon Peganti Kapolri Listyo Idealnya Bukan dari Geng Solo, Tapi Sulit Lepas dari Jokowi

Klaim pengangguran mingguan melonjak ke level tertinggi dalam hampir empat tahun, sementara pertumbuhan penggajian mulai melambat.

Pasar kini semakin yakin The Fed akan segera memangkas suku bunga.

Data harga produsen AS yang lebih lemah dari perkiraan serta revisi besar pada angka ketenagakerjaan resmi makin memperkuat spekulasi ini.

Investor bahkan menilai peluang pemangkasan suku bunga hampir 100% pada pertemuan FOMC 16–17 September mendatang.

Baca Juga: Perusuh Demo dan Pihak di Belakangnya Masuk Kategori Makar dan Terorisme? Ini Pandangan Andi Widjajanto

Menurut pengamat forex Ibrahim Assuaibi, kombinasi inflasi yang tinggi dan pelemahan pasar tenaga kerja membuat ruang pelonggaran kebijakan moneter di AS semakin terbuka.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rat Nugra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB
X