Bitcoin Anjlok ke USD101 Ribu, Dampak Serangan AS ke Iran Picu Guncangan Kripto

KONTEKS.CO.ID - Pergerakan harga Bitcoin kembali jadi sorotan awal pekan ini.

Setelah sempat menguat di kisaran USD103 ribu–USD108 ribu sepanjang Juni, harga mata uang kripto terbesar di dunia itu kini kembali terpeleset.

Data perdagangan Senin 23 Juni 2025 menunjukkan Bitcoin turun 1,3% ke posisi USD101.501,8, bahkan sempat menyentuh titik rendah USD99 ribu pada hari sebelumnya.

 Baca Juga: Sudah Rilis! Ini Cara Cek Hasil Seleksi Mandiri UNS 2025 dan Jadwal Lengkapnya

Penyebab utama gejolak ini tak lain karena serangan militer Amerika Serikat terhadap tiga fasilitas nuklir Iran.

Ketegangan yang memuncak di kawasan Timur Tengah memicu kekhawatiran global, khususnya terhadap stabilitas pasokan energi, dan berdampak pada pasar aset berisiko termasuk kripto.

Konflik AS-Iran dan Efek Domino ke Pasar Aset Digital

 Langkah agresif AS terhadap Iran—yang diklaim oleh Presiden Donald Trump sebagai "penghancuran fasilitas penting"—masih belum mendapat verifikasi dari badan pengawas internasional.

Baca Juga: 6 Drama Korea Terpopuler Minggu Ketiga Juni 2025, Rating Tembus 9.6 MyDramaList!

Namun respons keras datang dari Teheran, yang mengancam akan membalas dan bahkan mempertimbangkan untuk menutup Selat Hormuz.

Langkah tersebut jelas menimbulkan kekhawatiran baru, sebab Selat Hormuz adalah jalur vital ekspor minyak dunia.

Efek langsungnya, harga minyak melonjak tajam dan ketegangan geopolitik pun mendorong investor beralih ke aset yang dianggap lebih aman, seperti dolar AS, sambil meninggalkan aset berisiko seperti Bitcoin.

Dampak Lanjutan: Kripto Lain Ikut Tumbang

Baca Juga: Sudah Rilis! Ini Cara Cek Hasil Seleksi Mandiri UNS 2025 dan Jadwal Lengkapnya

Kondisi pasar kripto secara keseluruhan juga ikut terguncang. Ether, aset kripto terbesar kedua, turun 1,9% menjadi USD2.247,59.

XRP menyusul turun 2,5%, sementara Solana dan Cardano masing-masing mengalami penurunan lebih dari 1%.