KONTEKS.CO.ID - Sejak Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Paus Fransiskus berpulang pada awal pekan ini, banyak orang yang membicarakan riual Konklaf.
Pembicaraannya makin gencar menjelang pemakaman Paus Fransiskus besok, Sabtu 26 April 2025. Pertanyaanya, apa itu Konklaf?
Berdasarkan penelusuran Konteks, bisa dikatakan ritual ini merupakan prosesi paling rahasia yang ada di muka Bumi saat ini.
Baca Juga: Kabar Gembira, Pemprov Jakarta dan Banten Buka Rute Transjabodetabek Alam Sutera-Blok M Tarif Rp3.500
Setidaknya ada 120 orang yang merupakan pemimpin umat Katolik di seluruh dunia dikunci di dalam kamar tertutup.
Mereka dikunci terisolasi dari dunia luar, bahkan tak ada ponsel sama sekali. Tujuannya satu, memilih pemimpin umat Kristiani.
Untuk memahami ritual tersebut, berikut fakta-fata seputar prosesi Konklaf yang segera berlangsung di Vatikan.
Arti Kata Konklaf
Konklaf atau Conclave diambil dari kata Latin "cum clave". Kata ni mengambil arti “dengan kunci”.
Ini berarti para kardinal dikunci pada sebuah ruangan. Mereka benar-benar terisolasi dari dunia luar hingga ada keputusan siapa Paus baru.
Lokasi Penguncian yang Sangat Sakral
Prosesnya berlangsung di Kapel Sistina, berada di bawah lukisan Hari Kiamat yang dilukis Michelangelo. Karya indah tersebut seakan menjadi pengingat bagi para kardinal bahwa mereka tengah membuat keputusan suci sehingga tak boleh ada kesalahan alias salah pilih.
Baca Juga: Mobil Kepausan Mendiang Paus Fransiskus: EV Mercedes-Benz G-Class, Perakitannya Butuh Waktu 1 Tahun
Siapa saja Ikut Memilih?
Prosesi suci ini melibatkan paling banyak 120 kardinal dengan usia di bawah 80 tahun. Kehadiran mereka sebagai representasi umat Katolik seantero dunia.
Misa 'Pro Eligendro Papa'
Sebelum 120 kardinal dikunci dalam ruangan Kapel Sistina, Keuskupan akan mengadakan misa khusus yakni Misa Pro Eligendro Papa atau Misa untuk Pemilihan Paus.
Pada misa tersebut, para kardinal berdoa meminta adanya petunjuk dari Tuhan. Kemudian mengambil sumpah untuk bungkam dan jika melanggar akan diusir dari gereja.
Baca Juga: Dewan Pers Bakal Periksa Etik Direktur Pemberitaan JakTV Usai Jadi Tersangka Kejagung
Ruangan Konklaf Terisolasi dari Dunia Luar
Para kardinal dilarang melakukan kontak dengan dunia luar. Sementara di kapel, hanya tersedia kamar sederhana.
Untuk menjaga kerahasiannya, semua pintu dan jendela yang ada di kapel mendapat penjagaan ketat Garda Swiss.
Proses Berjalannya Voting Pemilihan Paus
Dalam sehari ada 4 putaran pengambilan suara atau voting. Masing-masing kardinal menulis satu nama di kertas yang disediakan.
Suara mereka kemudian dihitung dan dibacakan keras-keras. Seusai dibacakan, kertas suara dibakar.
Nah hasil bakaran keryas ini yang membuat asapnya terkenal di kalangan umat Katolik. Yakni, asap berwarna hitam artinya belum ada Paus yang para kardinal pilih.
Sedangkan asap berwarna putih memiliki arti sebaliknya, yakni Bapa Suci baru telah terpilih.
Asap hitam mengepul lantaran bahannya menggunakan campuran kalium perklorat, antrasena serta belerang.