• Senin, 22 Desember 2025

Kuota Jemaah Haji Indonesia Tahun 2025 Dipatok 221.000 Orang

Photo Author
- Rabu, 19 Juni 2024 | 07:01 WIB
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat bersama Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F Al Rabiah di Kantor Kemenhaj Arab Saudi. Foto: Kemenag
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat bersama Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F Al Rabiah di Kantor Kemenhaj Arab Saudi. Foto: Kemenag

KONTEKS.CO.ID - Kuota Haji Indonesia 2025 terinformasikan di sini. Meskipun operasional haji 2024 masih berlangsung, pihak Arab Saudi sudah mengumumkan besaran kuota haji untuk tahun depan.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengungkapkan, Indonesia kembali mendapat kuota 221.000 jemaah pada operasional haji 1446 H/2025 M.

Kepastian kuota haji tahun depan Menag peroleh seusai menghadiri Tasyakuran Penutupan Penyelenggaraan Ibadah Haji 1445 H dan Pemberian Kuota 1446 H.

Pada kegiatan yang Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi adakan di Mekah ini terhadiri oleh pimpinan delegasi haji dari berbagai negara.

"Malam ini saya menghadiri Haflul Hajji Al-Khitamy semacam malam tasyakuran atas selesainya penyelenggaraan ibadah haji 1445 H. Saya mendapat informasi dari Wakil Kementerian Bidang Urusan Haji 'Ayed Al Ghuwainim, dan sesuai surat yang saya terima, bahwa Indonesia mendapat 221.000 kuota haji 1446 H/2025 M," papar Yaqut, di kantor Kementerian Haji dan Umrah Saudi, Mekkah, Selasa 18 Juni 2024.

"Kami mengapresiasi Kemenhaj Saudi yang kembali mengumumkan kuota lebih awal. Sehingga proses persiapan penyelenggaraan haji juga bisa dilakukan lebih cepat," katanya.

Kuota Haji Indonesia 2025 dan Kesuksesan Haji 2024


Ia berpendapat, penyelenggaraan ibadah haji 1445 H/2024 M berjalan sukses. Ada sejumlah indikator dari kesuksesan ini.

Pertama, sebut Menag, pelayanan jemaah pada fase kedatangan berjalan lancar. Kuota jemaah haji reguler sebanyak 213.320 jemaah terserap optimal, hanya menyisakan 45 jemaah yang tidak bisa tergantikan karena proses pemvisaan sudah ditutup.

"Ini angka kuota tidak terserap yang terkecil dalam lebih 10 tahun penyelenggaraan ibadah haji," klaimnya.

Kedua, lanjut Yaqut, proses pelayanan jemaah pada fase kedatangan juga berjalan lancar, baik di Madinah maupun Mekah. Jemaah bisa mendapatkan layanan katering, transportasi, akomodasi, termasuk pelindungan jemaah, dan bimbingan ibadah.

"Padahal, Indonesia adalah pengirim jemaah haji terbesar di dunia. Ini jelas bukan tugas mudah," ujar Menag.

"Layanan fast track untuk kali pertama di tiga embarkasi, Jakarta, Solo, dan Surabaya juga berjalan lancar," sambungnya.

"Layanan katering, bahkan bisa tetap petugas berikan hingga jelang puncak haji. Ini juga kali pertama terlakukan dalam kuota normal, setelah sebelumnya berlangsung pada 2022," ucapnya lagi.

Pergerakan Jemaah dari Arafah ke Muzdalifah dan Mina


Indikator kesuksesan ketiga, lanjut Gus Men, proses puncak haji berjalan lancar. Ikhtiar mitigasi yang dilakukan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bersama otoritas Saudi berhasil memperlancar proses pergerakan jemaah dari Arafah ke Muzdalifah dan Mina.

"Skema murur atau melintas di Muzdalifah banyak mendapat apresiasi. Jemaah bisa berangkat lebih awal, jam 07.37 waktu Saudi sudah tidak ada di Muzdalifah. Ini patut kita syukuri," kata Gus Men.

Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi dalam dua tahun terakhir menggelar Haflul Hajji Al-Khitamy. Acara ini selalu tergelar pada 12 Zulhijjah, hari saat jemaah haji yang mengambil Nafar Awal telah meninggalkan Mina dan kembali ke hotel di Makkah. Acara ini mengambil tema yang sama "Khitaamuhu Misk".

Sementara itu, Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F Al Rabiah dalam sambutannya mengatakan, kesuksesan haji berdasarkan hasil kerja sama Kantor Urusan Haji (KUH) dari berbagai negara dengan Kementerian Haji dan Umrah Saudi.

Menurutnya, pada hari yang sama setahun yang lalu, sejarah mencatat untuk kali pertama kuota terberikan setelah operasional haji. Sehingga, langkah persiapan menjadi lebih cepat, visa bisa terbit jauh sebelum operasional.

Penerapan Kartu Nusuk, kata Menhaj Tawfiq, juga berjalan sukses. Dengan kartu ini, bisa membedakan antara jemaah haji resmi dan tidak resmi. Para konsul haji pada KUH juga mendapat kemudahan akses Masyair dengan kartu khusus untuk memantau pergerakan dan kondisi jemaah. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Terkini

X