• Minggu, 21 Desember 2025

Berbanding Terbalik dengan RI, China Sukses Hijaukan Gurun di saat Sumatra Dibenamkan Banjir Bandang

Photo Author
- Kamis, 4 Desember 2025 | 22:03 WIB
Tembok Hijau Besar adalah program penghijauan terbesar China di wilayah utara yang gersang dan semigersang. (Foto: Earth.org)
Tembok Hijau Besar adalah program penghijauan terbesar China di wilayah utara yang gersang dan semigersang. (Foto: Earth.org)

KONTEKS.CO.ID - Upaya penghijauan besar-besaran di China selama beberapa dekade terakhir mampu mengaktifkan siklus air negara tersebut.

Bahkan upaya itu sanggup memindahkan air dengan cara yang baru mulai dipahami para ilmuwan.

“Upaya Beijing memperlambat degradasi lahan dan perubahan iklim dengan menanam pohon dan memulihkan padang rumput telah memindahkan air di seluruh wilayahnya dengan cara yang sangat besar dan tak terduga,” menurut hasil penelitian baru, melansir Live Science, Kamis 4 Desember 2025.

Baca Juga: Target Turun, Pasar Otomotif 2025 di Titik Kritis Menanti Stimulus Pemerintah

Antara tahun 2001 dan 2020, perubahan tutupan vegetasi mengurangi jumlah air tawar yang tersedia bagi manusia dan ekosistem di wilayah monsun timur dan wilayah kering barat laut, yang secara bersama-sama mencakup 74% dari luas daratan China, menurut sebuah studi yang diterbitkan pada 4 Oktober di jurnal Earth's Future.

Selama periode yang sama, ketersediaan air meningkat di wilayah Dataran Tinggi Tibet China, yang merupakan sisa wilayah daratan, menurut temuan para ilmuwan.

"Kami menemukan bahwa perubahan tutupan lahan mendistribusikan kembali air," kata rekan penulis studi Arie Staal, Asisten Profesor Ketahanan Ekosistem di Universitas Utrecht di Belanda, kepada Live Science melalui surat elektronik.

"China telah melakukan penghijauan skala besar selama beberapa dekade terakhir. Mereka telah secara aktif memulihkan ekosistem yang berkembang pesat, khususnya di Dataran Tinggi Loess. Hal ini juga telah mengaktifkan kembali siklus air," papar Staal.

Baca Juga: Tim Arung Jeram Indonesia Sabet Emas Kejuaraan Dunia 2025, Dominasi Penuh di Sungai Kampar

Tiga proses utama yang memindahkan air antara benua-benua Bumi dan atmosfer: evaporasi dan transpirasi membawa air ke atas. Sementara presipitasi menurunkannya kembali.

Evaporasi menghilangkan air dari permukaan dan tanah, dan transpirasi menghilangkan air yang telah diserap tanaman dari tanah.

“Bersama-sama, proses-proses ini disebut evapotranspirasi, dan ini berfluktuasi seiring dengan tutupan tanaman, ketersediaan air, dan jumlah energi Matahari yang mencapai daratan,” ujar Staal.

"Baik padang rumput maupun hutan umumnya cenderung meningkatkan evapotranspirasi," ucapnya. "Hal ini terutama terjadi di hutan, karena pohon dapat memiliki akar yang dalam yang mengakses air di saat kering."

Baca Juga: Menhut Enggan Buka 12 Perusahaan Diduga Perusak Hutan Picu Banjir dan Longsor Dahsyat di Sumatera

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X