Banyak rumah di pedesaan dibangun dari batu bata lumpur, yang mudah runtuh saat terjadi getaran kuat.
Selain itu, akses jalan yang buruk ke daerah terpencil sering kali menghambat tim penyelamat mencapai lokasi bencana dengan cepat.
Situasi ini membuat korban sulit mendapatkan pertolongan pada jam-jam krusial setelah gempa.
Gempa besar ini terjadi di tengah krisis kemanusiaan berlapis yang masih melanda Afghanistan, mulai dari kekeringan ekstrem, keterbatasan pangan, hingga gelombang kepulangan jutaan pengungsi dari negara tetangga.
Badan pengungsi PBB (UNHCR) dalam laporannya bulan September menyebut, jutaan warga Afghanistan kini hidup dalam kondisi sangat rentan dan membutuhkan bantuan darurat.***
Artikel Terkait
Warga Buol Dikejutkan Gempa Magnitudo 5,5, Goyangan Terasa hingga Tolitoli
2 Gempa Beruntun Guncang Sulawesi Utara dalam Sejam, BMKG Pastikan Tak Berpotensi Tsunami
Analisa BMKG Terkait Gempa Magnitudo 5,1 di Wilayah Laut Banda
Gempa Besar dan Dangkal Guncang Sarmi Papua Sabtu Siang, Cek Magnitudonya
Gempa Magnitudo 5,4 Guncang Kepulauan Sangihe, Dipicu Aktivitas di Zona Subduksi Laut Filipina